Jumat, 30 Januari 2015

Proposal PKL : Sertifikasi Benih Wortel di BPSBTPH Jawa Barat



PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

SERTIFIKASI BENIH WORTEL (Daucus carota L.) DI BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA JAWA BARAT




ULFA RAFIQHA










PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

LEMBAR PENGESAHAN



Judul                           : Sertifikasi Benih Wortel (Daucus carota L.) di Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura Jawa Barat
Nama                           : Ulfa Rafiqha
NIM                            : J3G112027
Program Keahlian       : Teknologi Industri Benih



Disetujui oleh
Dosen Pembimbing



Hidayati Fatchur rohmah, SP
NIK. 2010 06 00505


Mengetahui,
Koordinator Program Keahlian
Teknologi Industri Benih



Dr.Ir. Abdul Qadir,MSi
NIP. 19620927 198703 1 001




Tanggal disetujui :

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME berkat rahmat dan karunia-NYA yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis memiliki kesempatan untuk dapat menyelesaikan proposal Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “Sertifikasi Benih Wortel (Daucus carota L.) di Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura Jawa Barat”. kegiatan praktik kerja akan dilaksanakan di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Provinsi Jawa Barat.
Proposal PKL ini dibuat untuk memenuhi persyaratan PKL yang telah ditetapkan sebelumnya. Penyelesaian proposal ini telah mendapat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis turut mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.    Dr Ir Bagus P. Purwanto, M Agr. selaku Direktur Program Diploma IPB.
2.    Dr Ir Abdul Qadir, MSi. Selaku Koordinator Program Keahlian Teknologi Industri Benih.
3.    Hidayati Fatchur rohmah, SP. Selaku Dosen Pembimbing PKL.
4.    Seluruh Tim Dosen Program Keahlian Teknologi Industri Benih.
5.    Idham Malik dan Siti Zubaidah selaku Orang Tua penulis.
6.    Teman-teman Teknologi Industri Benih angkatan 49 yang selalu memberikan dukungan dan motivasinya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam proposal ini. Penulis menerima saran dan kritik pembaca yang membangun. Demikian harapan penulis, mudah-mudahan proposal ini disetujui dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.



Bogor,  Januari 2015


Penulis





DAFTAR ISI


 

DAFTAR TABEL

1                   PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Wilayah indonesia berbentuk kepulauan dengan topografi yang bergunung-gunung, sehingga sangat cocok ditanami berbagai macam tanaman (pangan, perkebunan, hortikutura dan lain-lain). Berdasarkan hasil kajian Badan Litbang Pertanian,Kementerian Pertanian Maret 2013, tingkat konsumsi sayuran per kapita 40,35 kg/tahun meningkat dari tahun-tahun sebelumnya (Abdurrahman 2013). Meskipun mengalami peningkatan, namun tingkat konsumsi sayuran di Indonesia masih di bawah standar. Standar konsumsi sayuran di Indonesia ialah 65.75 kg/kapita/tahun. Penduduk Indonesia hanya mengkonsumsi sayuran sebanyak 37.94 kg/kapita/tahun (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian 2008).
Wortel (Daucus carota L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang dapat tumbuh di Indonesia. Wortel berasal dari Asia Selatan, yang sekarang dikenal dengan nama Afganistan, Iran dan Pakistan. Kehadiran wortel di Indonesia diperkirakan terjadi sewaktu penjajahan Belanda. Pada mulanya, budidaya tanaman wortel terkosentrasi di daerah Lembang dan Cipanas, Jawa Barat. Selanjutnya wortel berkembang dan menyebar ke berbagai daerah di pulau Jawa dan luar Jawa (Pitojo 2009).
Wortel termasuk kelompok tanaman sayuran umbi. Kehadiran dan pengembangan wortel di Indonesia tertuju untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sayur karena tanaman wortel mengandung vitamin A yang paling tinggi, karbohidrat, serat, nutrisi anti kanker, gula alami, vitamin B2 dan C. Wortel sangat berguna untuk kesehatan tubuh manusia, oleh karena itu produktifitas wortel harus dikembangkan (Septiatin 2009).
Permintaan pasar dunia pada masa mendatang diperkirakan meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, makin membaiknya pendapatan masyarakat dan makin tingginya kesadaran masyarakat akan nilai gizi. Diperkirakan di tahun 2015 pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia mencapai 15 juta orang dan di tahun 2020 mencapai 14 juta orang.

Tabel 1 Luas Lahan, Produk dan Produktivitas Wortel
Tahun

2009
2010
2011
2012
2013
Luas Area (ha)
24 095
27 149
33 228
29 331
32 070
Produksi (ton)
358 014
403 827
526 917
465 534
512 112
Produktivitas (ton/ha)
14.87
15.86
15.87
15.97
14.87
Sumber : Badan Pusat Statistika 2014
Produksi wortel pada tahun 2009 mencapai 358 014 ton dengan luas area tanam 24 095 ha dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan produksi sebesar 403 827 ton dengan luas area tanam 27 149 ha. Setiap tahun terjadi peningkatan luas lahan sehingga produksi wortel selalu mengalami peningkatan. Hal ini di karenakan tuntutan permintaan pasar yang semakin meningkat membuat

produktivitas wortel belum dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri (Badan pusat statistika 2014).
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas wortel dalam negeri adalah dengan pengadaan benih bermutu, yaitu benih yang berlabel atau bersetifikat. Peran sertifikasi dalam pengawasan mutu benih sangat dibutuhkan baik oleh konsumen seperti petani, produsen dan masyarakat. Sertifikasi benih merupakan suatu kegiatan yang termasuk dalam suatu program produksi benih unggul atau yang berkualitas dalam suatu program produksi benih unggul atau yang berkualitas tinggi dari varietas-varietas yang genetis unggul yang selalu harus terpelihara dan dipertanggungjawabkan (Kartasapoetra 2003).
Sistem pengawasan  mutu dan sertifikasi benih yang tangguh adalah upaya pengawasan mutu dan pelayanan sertifikassi benih yang benar-benar dapat menjamin mutu benih, baik yang diproduksi oleh produsen maupun yang digunakan oleh konsumen sesuai dengan standar mutu benih yang berlaku. Dengan penggunaan benih yang bermutu diharapkan dapat menjamin peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil pertanian yang berdaya saing, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat/petani (Lita Sutopo 1993).International Seed Testing Association (ISTA) Ruler merupakan acuan metode pengujian benih yang telah teruji validitasnya dan diterima secara internasional di dunia perdagangan benih, pengendalian mutu benih di indonesia dilakukan dibawah wewenang balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) yang tersebar di setiap provinsi.

1.2    Tujuan

Tujuan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di BPSBTPH ini antara lain :
1.      Memperluas wawasan mahasiswa mengenai ilmu perbenihan.
2.      Mempelajari fungsi kegiatan pengawasan mutu dan sertifikasi benih wortel.
3.      Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam memahami dan kegiatan sertifikasi benih wortel.
4.      Melatih mahasiswa dalam penerapan teknologi dalam perbenihan.


2 METODE PELAKSANAAN


2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

2.2 Metode Pelaksanaan

Kegiatan yang akan dilakukan dalam Praktik Kerja Lapang di  UPTD BPSBTPH Jawa Barat adalah sebagai berikut:
1.    Kegiatan Pengenalan Keadaan Umum Instansi
Kegiatan pengenelan keadaan umum instansi dilaksanakan di Kantor BPSBTPH Jawa Barat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui keadaan umum BPSBTPH Jawa Barat, dari sejarah instansi, strukur organisasi, visi dan misi.
2.    Pengenalan Kondisi Laboratorium
Pengenelan kondisi lanoratorium pengujian benih meliputi pengenelan lokasi laboratorium, pengenelan alat-alat pengujian rutin dan khusus yang akan digunakan beserta peraturan yang berlaku pada saat pengujian benih.
  1. Kegiatan Praktek dan Pengamatan Kegiatan Pengujian Benih
Kegiatan pengujian meliputi pengujian rutin atau standar seperti :
a .Penetepan Kadar Air
Perhitungan Kadar Air dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: M1= Berat cawan beserta tutup
M2= Berat cawan, benih beserta tutup sebelum di oven
M3= Berat cawan, benih dan tutup setelah di oven.
b.Pengujian Kemurnian Fisik Benih
Rumus perhitungan pengujian kemurnian benih :
Keterangan :
-BM       = Benih Murni
-BTL      = Benih Tanaman Lain
-KB       = Kotoran Benih
-CK       = Contoh Kerja

3.Pengujian Daya Berkecambah
Keterangan :
-KN 1 = Kecambah Normal 1
-KN 2 = Kecambah Normal 2

 Tabel 2 Hasil Pengujian Kadar air benih wortel Kirana
No. Lab
Kelas Benih
Ulangan %
Kadar Air Rata-rata
Standar Kadar Air
I
II
S6
BS
7.8
7.9
7.8
8%
S 18
BS
4.6
4.7
4.7
8%
Sumber : Pengujian BPSPTBH 2014
Tabel 3 Hasil Pengujian Daya Tumbuh benih wortel varietas Kirana
No. Lab
% Kecambah
DT %
Sumber Daya Tumbuh
BN
AB
BSTT
BM
S6
75
1
0
24
75
75%
S 18
76
2
0
24
76
75%
Sumber : Pengujian BPSPTBH 2014
 dan pengujian daya berkecambah. Pengujian yang dilakukan secara khusus dengan uji cepat viabilitas (uji TTZ) dan uji kesehatan benih.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data meliputi:
Data primer yaitu data yang dikumpulkan dengan cara melakukan pengawasam secara langsung di lapangan, observasi dan wawancara kepada beberapa staf BPSBTPH Bandung Jawa Barat. Data sekunder adalah data penunjang yang dikumpulkan dengan cara melihat dan mencatat data-data atau dokumen yang ada di BPSBTPH Bandung Jawa Barat.
Data primer yang akan diamati meliputi :
a.    Kegiatan Pemeriksaan Lapang Pendahuluan
Permohonan sertifikasi benih harus sudah diajukan paling lambat 10 hari sebelum tebar. Permohonan sertifikasi ditujukan kepada BPSBTPH, dapat melalui petugas pengawas benih di daerah, mengisi formulir permohonan sertifikasi yang telah disediakan oleh BPSBTPH. Satu formulir permohonan sertifikasi hanya berlakun
b.    Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan dilakukan oleh petugas, penangkar benih harus mempunyai pemohonan selambat-lambatnya satu minggu sebelum pelaksanaan pemeriksaan lapangan dengan tujuan kemurnian dari varietas yang diproduksi terjamin sesuai dengan mutu yang diinginkan. Pemeriksaan lapang terdiri dari pemeriksaan lapang pendahuluan, pemeriksaan fase vegetatif atau fase pertumbuhan, pemeriksaan lapang fase generatif atau fase berbunga, dan pemeriksaan lapang fase menjelang panen.
-Pemeriksaan lapangan pendahuluan
Pada pemeriksaan lapang ada beberapa hal yang dilakukan dan diamati , diantaranya: kebenaran nama dan alamat penangkar, kebenaran letak dan situasi areal sertifikasi, kebenaran sumber benih, sejarah lahan dan isolasi jarak/waktu, kebenaran lapangan. Pemeriksaan dilakukan satu minggu sebelum tanam untuk menentukan tanggal tanam dan tanggal sebar. Isolasi dilakukan agar pertanaman yang disertifikasi jelas terpisah dengan pertanaman varietas yang lain. Isolasi jarak pada sertifikasi wortel adalah 800 m untuk kelas benih sebar dan isolasi waktu yang digunakan yaitu 60 hari untuk semua kelas benih, sesuai dengan pedoman teknis sertifikasi benih tanaman hortkultura.
-Pemeriksaan Lapangan I (Fase Vegetatif/Fase Pertumbuhan)
Kegiatan pemeriksaan lapang pada saat penentuan umbi yang akan digunakan
Sebagai tanaman penghasil benih. Pemeriksaan lapang vegetatif tidak boleh melewati batas waktu yang ditentukan, karena bila dilakukan diatas batas waktu warna batang sudah tidak terlihat jelas perbedaan antara varietas yang diusahakan dengan varietas lain.
Pemeriksaan lapang dilakukan pada satu unit sertifikasi yang terdiri 5 petak. Antar petak berjarak maksimal 10 m dan perbedaan waktu tanam maksimal 7 hari. Pemeriksaan vegetatif dilakukan secara global, pengambilan sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
X: Y + 4
Keterangan:
X= Jumlah titik sampel pemeriksaan
Y= Luas areal penangkaran yang diperiksa
*sumber:Pedoman Teknis Sertifikasi Tanaman Hortikultura
Jumlah tanaman yang diperiksa pada setiap titik sampel adalah 100 tanaman, pada luasan lahan 1.0 ha maka pemeriksaan dilakukan pada 5 titik sampel sebanyak 500 tanaman. Pemeriksaan umbi dilakukan pada lima tanaman setiap sampel.
Parameter yang diperhatikan dalam pemeriksaan lapang adalah tipe pertumbuhan benih wortel yaitu :
1.      Epigeal karena kotiledon yang terangkat ke atas,
2.      Bentuk daun tanaman wortel berbagi menyirip,
3.      Warna daun, warna pangkal daun hijau.
Pemeriksaan kedua dilakukan pada saat penentuan umbi yang akan digunakan sebagai tanaman penghasil benih. Parameter yang diamati yaitu bentuk umbi yang warna dan pundak umbi, kelembutan permukaan, warna dan lebar core, dan bentuk ujung umbi. Pemeriksaan dilakukan hanya pada saat umbi telah ditanam pada lahan sertfikasi (Santoso et al 2010).

-Kegiatan Pemeriksaan Lapang Generatif
Kegiatan Pemeriksaan dilakukan pada fase berbunga yakni pada waktu awal pembungaan. Pemeriksaan generatif merupakan pemeriksaan ketiga dari pemeriksaan pertama dan kedua yang telah dijelaskan pada kegiatan pemeriksaan vegetatif. Roguing atau seleksi dilakukann terlebih dahulu sebelum pengajuan permohonan dan penangkar harus menunjukkan bukti kelulusan pemeriksaan pemeriksaan lapang vegetatif, parameter yang diamati yaitu kelopak rangkaian bunga, varietas lain dan tipe simpang.
  1. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setiap kegiatan terutama kegiatan lapang dan untuk mengukur kemajuan yang menunjang penyusunan rencana dan memperbaiki atau menyempurnakan kembali.
6.    Penyusunan Laporan Akhir
Menyusun laporan akhir serta penyempurnaan data-data yang sudah diperoleh sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan di BPSBTPH Bandung dalam sembilan minggu praktek kerja lapang.

2.3 Klasifikasi Tanaman Wortel

Devisio                  : Spermatophyta
Sub devisio           : Angiospermae
Kelas                     : Dicotyledon
Ordo                      : Umbelliferales
Family                   : Umbelliferae
Genus                    : Daucus
Species                  : Daucus carota L.  (Pohan 2008).
Susunan tubuh tanaman wortel terdiri atas daun dan tangkainya, batang dan akar. Secara keseluruhan wortel merupakan tanaman setahun, ang tumbuh tegak hingga 30-100 cm atau lebih (Keliat 2008).

2.4 Morfologi Tanaman Wortel

Wortel merupakan tanaman sayuran yang diproduksi berupa umbi. Tanaman wortel termasuk famili Apiaceae. Daun membentuk roset, tanaman wortel memiliki akar tunggang muncul dari biji yang tumbuh, tegak lurus kedalam tanah Daun wortel bersifat majemuk menyirip ganda dua atau tiga, anak-anak daun berbentuk lanset (garis-garis). Setiap tanaman memiliki 5-7 tangkai daun yang berukuran agak panjang. Tangkai daun kaku dan tebal dengan permukaan yang halus, sedangkan helaian daun lemas dan tipis. Dalam perkembangannya akar tersebut berubah bentuk serta berfungsi sebagai cadangan makanan. Tanaman wortel memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Dalam pertumbuhannya akar tunggang akan mengalami perubahan bentuk dan fungsi menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan. Bentuk akar akan berubah menjadi besar dan bulat memanjang, hingga mencapai diameter 6 cm dan panjang sampai 30 cm, tergantung varietasnya. Akar tunggang yang telah berubah bentuk dan fungsi inilah yang sering disebut atau dikenal sebagai “Umbi Wortel”.

Batang tanaman wortel beruas-ruas hingga delapan ruas. batang bagian atas berongga batang tanaman wortel sangat pendek sehingga hampir tidak nampak, batang bulat, tidak berkayu, agak keras, dan berdiameter kecil (sekitar 1-1,5 cm). Pada umumnya batang berwarna hijau tua. Batang tanaman tidak bercabang, namun ditumbuhi oleh tangkai daun yang berukuran panjang, sehingga kelihatan seperti bercabang. Kulit batang beralur membentuk bujur dan berbulu. Tanaman wortel tampak seperti pohon bambu hias. Tinggi pohon wortel dapat mencapai satu meter.
Bunga tanaman wortel tumbuh pada ujung tanaman, bunga wortel berupa bunga majemuk, bunga berbentuk payung bersusun. Satu tanaman wortel terdapat kurang lebih tiga puluh karangan bunga dan berwarna putih atau merah jambu agak pucat. Bunga memiliki tangkai yang pendek dan tebal. Kuntum-kuntum bunga terletak pada bidang yang sama. Bunga wortel yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji-biji yang berukuran kecil dan berbulu (Keliat 2008). Setiap anak karangan bunga terdapat 20 kuntum bunga. Bunga wortel memiliki daun penumpu, berwarna hijau seperti daun wortel. Panjang tangkai karangan mencapai 40 cm dan tangkai kuntum bunga ± 5 cm . kuntum bunga memiliki benang sari dan kepala putik, daun mahkota berjumlah lima dengan ujung melengkung ke dalam, dan berwarna putih, benang sari berjumlah lima, berwarna putih, dan terletak berseling dengan daun mahkota. Bunga wortel setelah mekar secara keseluruhan akan membentuk seperti payung (Pitojo 2006)
Wortel merupakan tanaman subtropis yang memerlukan lingkungan tumbuh dengan temperatur udara rendah atau bersuhu udara dingin. Temperatur yang baik untuk pertumbuhan benih wortel yaitu 15.6-21.1 ºC. Suhu yang tinggi akan menyebabkan umbi berukuran kecil, ketinggian budidaya dan penangkaran benih wortel yaitu berkisar 1 200- 1 500 m diatas permukaan laut, dengan kelembaban udara yang dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Semakin tinggi suatu tempat maka semakin banyak dan udara semakin lembab. Fisiologi tanaman dipengaruhi oleh kelembaban udara. Pada kondisi udara lembab stomata daun tidak membuka dan CO2 tidak masuk ke dalam daun.
 Wortel merupakan tanaman sayuran umbi semusim, berbentuk semak yang dapat tumbuh sepanjang tahun, baik pada musim hujan maupun kemarau. Batangnya pendek dan berakar tunggang yang fungsinya berubah menjadi bulat dan memanjang. Warna umbi kuning kemerah-merahan, mempunyai karoten A yang sangat tinggi, Umbi wortel juga mengandung vitamin B, Vitamin c dan mineral (Pohan 2008). Varietas-varietas wortel terbagi menjadi tiga kelompok yang didasarkan pada bentuk umbi, yaitu tipe Imperator, Chantenay, dan Nantes. ( Rini 2010)

 

 


                                                      

DAFTAR PUSTAKA


Aswaldi A. Sudarsono, Ilyas 2005. Perbenihan sayuran di Indonesia : kondisi terkini dan prospek bisnis benih sayuran. Bul. Agron. 23(1):38.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta. 2008. Kerusakan Produk Sayuran di DKI Jakarta 2006. http://jakarta.litbang.deptan.go.id. [28 November 2008]
[BPS] Badan pusat statistika.2013. Produksi Tanaman Sayuran Di Indonesia Jakarta 2014. http://bpshq@bps.go.id. [20 Januari 2014]
 Hariyanti R.2002. Analisis Perbandingan Usahatani Wortel Varietas C-7 Dn Varietas Pusaka (Studi Kasus di Dusun Sumber Brantas, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu). Malang
Kartasapoetra A. 2003. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Jakarta (ID): PT As di Mahasatya.
Lita Sutopo. 1993. Teknologi Benih. Penerbit C.V Rajawali. Jakarta.
OU. Shu Huang. Rice diseases. IRRI, 1985.
Pitojo S. 2006. Benih Wortel. Kanisius, Yogyakarta.
Septiatin . 2009. Apotek Hidup dari Sayuran dan Tanaman Pangan. Bandung(ID) CV. Yrama Widya
Keliat, S. D. (2008). Analisis Sistem Pemasaran Wortel. (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara.
Manalu, H. (2007). Analisis Finansial Usaha Tani Wortel. (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara.
Pohan, R. A. (2008). Analisis Usaha Tani dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Wortel. (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara.
Rini, D. K. (2010). Respon Penawaran Wortel (Daucus carota) Di Kabupaten Boyolali. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

 


LAMPIRAN


Tabel 4 Jadwal Kegiatan
No
Kegiatan
Februari
Maret
TANGGAL
1 sd 7
8 sd 15
16 sd 22
23 sd 28
1 sd 8
9 sd 18
17 sd 23
23 sd 28
1
Pengenalan dan kuliah umum tentang balai








2
Mengikuti kegiatan sertifikasi benih wortel








3
Wawancara dan Studi pustaka








5
Pengumpulan Data








6
Evaluasi








7
Penyelesaian Laporan








Keterangan :
Ö        : Pelaksanaan kegiatan