LAPORAN PRAKTIKUM AGRONOMI UMUM
PENANAMAN KEDELAI ( Glycine Max )
Kelompok 3
RIRIN
PUJI LESTARI
J3G112103
|
TRI
HASBAYU HARY PUTRA J3G112047
|
ULFA
RAFIQHA
J3G112027
|
FACHMI
ANGGA KUSUMAH J3G212136
|
WIBOWO
SETIADY
J3G112029
|
TRASSVAL
DANO GULTOM J3G112021
|
MAY
LESTARI BUTAR BUTAR J3G112003
|
HAMAMI
MAULANA FATONI J3G212124
|
FERDIANA
AYU C.
J3G
112096
|
SUCI
PUSPA AMALIA
J3G112063
|
WIKA
WIDANA
J3G112030
|
|
PROGRAM
KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH
PROGRAM
DIPLOMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2012
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar
Segala
puji syukur kepada allah swt, yang maha pemurah lagi maha penyayang. Berkat
rahmat taufik dan hidayah-nya, kami dapat
menyelesaikan tugas agronomi umum dengan lancar karena adanya bimbingan dari
berbagai pihak yakni dosen pembimbing serta teman- teman . Laporan ini berisi tentang berisi tentang teknik budidaya
tanaman kangkun dan bayam yang menggunakan pupuk kandang ayam dan sapi. Penyusunan laporan ini diharapkan mampu menjadi bahan pembelajaran
buat kita semua walaupun masih ada kekurangan di dalamnya.
Kami ucapkan terima
kasih kepada:
1. Dosen
pembimbing serta jajarannya
2. Teman-teman
yang sudah membantu
3. Serta
orang tua yang selalu mengiringi kami dengan do’a
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih
banyak kekurangan, untuk itu kami meminta maaf yang memohon maaf yang
sebesa-besarnya apabila ada kesalahan penulisan ataupun kekurangan yang
lainnya. Selain itu kami juga memohon saran agar nantinya dalam penyusunan laporan yang
selanjutnya kami dapat lebih baik lagi.
Bogor
19 Desember 2012
Penulis
BAB I
Pendahuluan
Kedelai merupakan salah satu
komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk
indonesia. Permintaan kedelai meningkat pesat seiring dengan laju pertambahan
penduduk. Namun laju permintaan tersebut ternyata belum dapat diimbangi oleh
laju peningkatan produksi sehingga indonesia harus mengimport kedelai.
Kesenjangan produksi kedelai persatuan luas lahan tersebut merupakan peluang
yang dapat diraih dalam rangka produksi kedelai. Banyak daerah diindonesia
mempunyai potensi agroklimat yang sesuai untuk pengembangan kedelai.
Selain itu teknologi budidaya
kedelai yang semakin maju, didukung oleh jumlah dan kelengkapan sarana yang
diperlukan oleh para petani, termasuk berbagai varietas teknik budidaya yang
semakin maju mutlak diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan kedelai penduduk
indonesia.
BAB II
Pengenalan Tanaman Kedelai
A. Taksonomi
dan morfologi
Tanaman kedelai
diklasifikasikan dalam:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Polypetales
Famili : Leguminose
Subfamili : Papilionoidae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine
max
Secara morfologis,
bagian-bagian tanaman kedelai dapat dideskripsikan sebagai berikut:
-
Akar
Akar kedelai merupakan akar
tunggang akar akan tumbuh kebawah sedangkan cabangnya akan tumbuh kesamping
tidak jauh dari tanaman. Selain sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat
pengangkut air dan unsur hara akar tanaman kedelai merupakan tempat
terbentuknya bintil akar, yang berfungsi untuk menangkap nitrogen bebas yang
ada di udara.
-
Batang
Tanaman
kedelai berbatang pendek 30-100 cm, memiliki 3-6 percabangan, dan berbentuk
perdu. Menurut pertumbuhannya tanaman kedelai dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu determinate, indeterminate, dan
semideterminate. Pertanaman determinate
memiliki karakteristik tinggi tanaman
pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang
bagian tengah. Penanaman indeterminate
memiliki karakteristik tinggi tanaman sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil
dari bagian tengah. Sedangkan tipe semideterminate memiliki
karakteristik antara indeterminate dan
determinate
-
Daun
Node pertama tanaman kedelai yang
tumbuh memiliki sepasang daun muda, selanjutnya daun bertambah jadi tiga
menyerupai bentuk segitiga, masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan
berwarna hijau. Ketika tua akan berwarna kuning dan mulai berguguran.
-
Bunga
Berbunga
pada umur 30-5- hari setelah tanam. Bunga kedelai mempunyai warna yang sesuai
dengan jenis varietas yng ditanam. Ada yang berwarna ungu dan ada pula yang
berwarna putih.
-
Buah
Buah kedelai berbentuk polong.
Setiap tanaman mampu menghasilkan 100-250 polong, namun jika pertanaman yang
rapat hanya mempu menghasilka ±30 polong
-
Biji
Biji kedelai terdapat di dalam polong.csetiap
polong berisi 1-4 polong. Biji kedelai berkeping dua dan terbungkus oleh lapis
kulit tipis.
BAB III
Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai
A. Keadaan
iklim
Kedelai dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik didaerah tropis, memiliki masa basah
5
– 6 bulan dan masa kering 2 – 6 bulan. Tanaman tumbuh didaerah
ketinggian 0 – 900 m dpl. Kondisi curah hujan yang ideal adalah sekitar
>1500 mm/tahun dan curah hujan optimal antara 100-200mm/bulan. pertumbuhan
terbaik diperoleh pada kisaran suhu antara 20˚ C - 27˚ C, dengan kelembapan
udara rata-rata 50%. Tanaman kedelai memerlukan intensitas cahaya dengan baik
dan berproduksi didaerah yang terkena sinar matahari selama 12 jam.
B. Keadaan
tanah
Kedelai memerlukan
tanah yang memiliki aerasi, drainase, dan kemampuan menahan air yang cukup
baik. Jenis tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kedelai adalah tanah
aluvial, regosol, grumosol, latosol, dan andosol.
Tanah yng cukup lembab
cocok untuk budidaya tanaman kedelai. Kelembapan tanah yang cukup lembab cocok
untuk budidaya tanaman kedelai. Kelembapan mempengaruhi aktivitas akar dalam
penyerapan air serta zat – zat hara dan mempengaruhi aktifitas bakteri
Rhizobium untuk bergerak ke daerah akar.
Keadaan pH tanah yang
sesuai antara lain 5,5 – 6,5. Pada pH lebih dari 7 kedelai akan mengalami
gejala klorosis karena kekurangan zat besi, dan pada kondisi 3,5 – 4,5
pertumbuhan terhambat karena keracuna alumunium atau mangan.
Bab IV
Penanaman Kedelai
Proses
penanaman kedelai memerlukan alat dan bahan berikut ini :
Bahan
-
Benih kedelai
-
SP 36
-
Pupuk urea
-
KCL
|
Alat
:
-
Cangkul
-
Kored
-
Meteran
-
Tugal
-
tali rafia
-
timbangan
|
1. Penyiapan
Lahan
Tanah
pada lahan harus dipersiapkan dengan baik sebelum proses penanaman. Sebelum
ditanam harus diolah untuk mematikan gulma, menggemburkan tanah, dan
memperbaiki aerasi serta drainase tanah. Perubahan kondisi fisik tanah tersebut
bermanfaat bagi perkembangan akar
tanaman kedelai maupun kehidupan bekteri Rhizobium yang dapay mengikat nitrogen dari udara yang diperlukan
dalam pertumbuhan tanaman.
Pengolahan
dilkukan dengan membajak atau mencangkul tanah, membuang sisa rumput yang
tumbuh pada lahan, dan meratakan lahan. Lahan yang digunakan adalah ukuran 5 x
4 m²
Penanaman
biji kedelai dengan jarak 40 x 10 cm. Bagian kanan kedelai diberi alur pupuk
untuk pembenaman pupuk. 1 lubang diberi 1 butir benih kedelai yang kemudian
ditutup dengan tanah dengan jarak tanam 20 cm antar baris sedangkan ± 10 cm
jarak tanam lubang tanam dari lubang ke alur pupuk.
|
Keterangan:
: alur pupuk
Denah penanaman kedelai
2. Penyiapan
benih
Benih
kedelai yang akan ditanam untuk memproduksi benih adalah benih yang
bersertifikat dan memiliki keunggulan.
3. Penanaman
Penanaman
biji kedelai dengan jarak 40 x 10 cm. Bagian kanan kedelai diberi alur pupuk
untuk pembenaman pupuk. 1 lubang diberi 1 butir benih kedelai yang kemudian
ditutup dengan tanah dengan jarak tanam 20 cm antar baris sedangkan ± 10 cm
jarak tanam lubang tanam dari lubang ke alur pupuk. Lubang tanaman dibuat
dengan tugal sedalam 3 – 5 cm, kemudian ditutup dengan tanah. Pada musim
kemarau perlu untuk ditutup dengan jerami agar menjaga kelembapan, namun hanya
dihamparkan secara merata untuk menghindari kelembapan yang berlebihan yang dapat
memicu tumbuhnya cendawan dan gulma di rerumputan.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman
kedelai meliputi kegiatan – kegiatan sebagai berikut.
a.
Penyulaman
Karena
tidak tumbuhnya benih yang ditanam beberapa benih kedelai yang ditanam mungkin
tidak tumbuh. Oleh karena itu, setelah 1 minggu setelah penanaman harus
dilakukan penyulaman menggunakan benih yang sama.
b. Penyiangan
Penyiangan
tanaman kedelai dilakukan secara teratur
untuk menghilangkan tanaman gulma yang mampu menyaingi tanaman dalam tumbuh dan
memperoleh zat hara. Dalam praktikum ini penyiangan dilakukan setiap minggu.
Penyiangan tidak boleh dilakukan pada saat tanaman berbunga karena dapat
menggugurkan daun bunga dan tau mengganggu penyerbukan. Penyianagn bertujuan
untuk menggemburkan tanah dan membuang rumput yang ada disekitar tanaman
budidaya. Pada saat melakukan penyiangan, sekaligus juga melakukan roguing,
yaitu membuang tanaman varietas lain dan dapat juga dilkukan pembumbunan pada
tanaman kedelai yang akarnya kekurangan tanah sehingga tidak ada tempat
bertumpunya tanaman. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa
cangkul, cetok, atau sabit ataupun dengan langsung mencabutnya dengan tangan.
c. Pemupukan
Dalam praktikum ini digunakan
penggunaan pemupukan dosis tinggi. Pupuk yang digunakan adalah pupuk urea, SP
36, dan KCL . faktor lingkungan tumbuh tanaman meliputi ketersediaan air, gas,
cahaya, maupun unsur hara. Dan sumber unsur tersebut dapat berupa pupuk.
Pemberian pupuk dengan cara di benamkan disamping lubang tanam berjarak 10 cm,
kemudian dibenamkan atau ditutup dengan tanah. Penggunaan dosis
tinggi untuk penanaman kedelai.
Cara
menghitung dosis pupuk per petak:
Penetapan
dosis tinggi
Urea
100kg/ha, 150 kg SP36/ha, dan 100kg/ha
d. Pengendalian
Hama dan Penyakit
Dalam
rangka budi daya kedelai, gulma, hama, dan penyakit tanaman kedelai menurunkan
kualitas hasil benih. Jenis hama yang biasa menyerang kedelai relatif banyak
kategori ringan maupun berat, yang dapat mengakibatkan menurunnya produksi
bahkan tidak menghasilkan.
Berikut ini merupakan hama yang menyerang kedelai.
-
Penggerek batang
Penggerek
batang bukan merupakan hama penting pada tanaman kedelai. Hama ini dikenal
dengan agromyza sojae. Gejala pada tanaman ini adalah bintik – bintik putih
pada tanaman daun muda, tempat imago meletakkan telurnya.
-
Kumbang daun
kedelai
Disebabkan
oleh Phaedonia inclusa. Gejala
kerusakan tanaman akibat serangan hama ini terlihat pada pucuk, daun, bunga dan
polong. Serangan pada tanaman muda menyebabkan kematian, dan pada fase
selanjutnya terganggunya pembentukan bunga, polong, dan pengisian biji sehingga
menurunkan kualitas biji.
-
Penggerek polong
Dikenal
dengan Etiella zinckenela. Hama ini
merupakan hama utama tanaman kedelai. Gejala kerusakan tanaman akibat serangan
hama ini adalah terdapatnya bintik atau lubang berwarna cokelat tua pada kulit
polong, bekas jalan masuk larva kedalam biji.
-
Penghisap polong
Atau
lebih dikenal dengan kepik polong, serangan kepik polong menyebabkan biji
kempis dan dan kadang-kadang polong gugur serangan yang terjadi pada fase
pertumbuhan polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisisan biji
menyebabkan biji hitam dan busuk, sedangkan serangan pada polong tua
menyebabkan bercak hitam pada biji.
-
Kepik hijau
Kepik
hijau dikenal dengan Nezara viridula.
Hama ini salah satu hama utama tanaman kedelai dan bersifat polifag. Hama ini
merusak polong dengan menghisap cairan biji. Serangan pada polong menyebabkan
polong jadi kempis, kemudian polong menjadi gugur.
-
Kutu Aphis
Dikenal
dengan Aphis sp, serangan hama ini
menyebabkan polong menjadi kurang berisi.
-
Karat kedelai
Penyakit
ini disebabkan oleh Phakopsora phacyirizi.
Penyakit ini biasanya menyerang tanamn umur 3-4 minggu setelah tanam. Gejalanya
adalah bintik – bintik kecil yang kemudian berubah menjadi bercak berwarna
coklat pada bagian bawah daun. Serangan berat menybabkan daun menjadi gugur.
Pengendalian dapat juga dengan insektisida dan juga pengaturan jarak tanam yang
benar.
5. Panen
dan Pasca Panen
Waktu
panen sangat berpengaruh terhadap mutu benih kedelai yang dihasilkan. Adapun
tanda – tanda bahwa tanaman telah siap untuk dipanen antara lain: daun, batang,
dan polong yang sudah mngering; biji telah mengeras; dan umur tanaman berkisar
74 – 110 hari sejak tanam, tergantung varietasnya. Pemanenan dilakukan dengan
cara mencabut pohon kedelai sampai akar. Kegiatan pasca panen yang dilakukan
adalah membersihkan akar dari tanah, menimbang bobot seluruh tanaman, menimbang
bobot polong, dan menghitung jumlah polong yang bernas / hampa.
BAB V
Tabel Hasil Pengamatan dan pembahasan
Penanaman kedelai pada
tanggal : 26 september 2012
Tempat :
lahan GG
Tanggal
|
Tanaman
sample
|
Waktu
|
Jumlah
daun ( helai)
|
Tinggi
tanaman ( cm )
|
10
okt 2012
|
1
|
2
minggu MST
|
10
|
10
|
|
2
|
|
12
|
14
|
|
3
|
|
12
|
15
|
|
4
|
|
12
|
12
|
|
5
|
|
11
|
13
|
|
6
|
|
12
|
12
|
|
7
|
|
10
|
12
|
|
8
|
|
12
|
18
|
|
9
|
|
10
|
16
|
|
10
|
|
10
|
16
|
Rata – rata
|
11,1
|
13,8
|
Pengamatan 2
Tanggal
|
Tanaman
sample
|
Waktu
|
Jumlah
daun ( helai)
|
Tinggi
tanaman ( cm )
|
07-11-2012
|
1
|
6
minggu MST
|
25
|
25
|
|
2
|
|
30
|
28
|
|
3
|
|
27
|
26
|
|
4
|
|
23
|
25
|
|
5
|
|
38
|
24
|
|
6
|
|
34
|
25
|
|
7
|
|
20
|
25
|
|
8
|
|
20
|
26
|
|
9
|
|
21
|
25
|
|
10
|
|
22
|
24
|
RATA-RATA
|
27,1
|
25,3
|
Pengamatan 3
Tanggal
|
Tanaman
sample
|
Waktu
|
Jumlah
daun ( helai)
|
Tinggi
tanaman ( cm )
|
14-11-2012
|
1
|
7
minggu MST
|
27
|
27
|
|
2
|
|
31
|
29
|
|
3
|
|
28
|
27
|
|
4
|
|
24
|
27
|
|
5
|
|
38
|
26
|
|
6
|
|
35
|
27
|
|
7
|
|
21
|
27
|
|
8
|
|
21
|
27
|
|
9
|
|
24
|
28
|
|
10
|
|
24
|
27
|
RATA-RATA
|
27,3
|
27,2
|
PENGAMATAN 4
Untuk pengamatan ke – 4 ini yang diamati adalah
jumlah polong yang berisi penuh dan polong yang bernas.
Tanggal
|
Tanaman
sample
|
Waktu
|
Jumlah
polong sempurna
|
Jumlah
polong hampa
|
05-12-12
|
1
|
9
minggu MST
|
7
|
5
|
|
2
|
|
13
|
-
|
|
3
|
|
15
|
-
|
|
4
|
|
18
|
3
|
|
5
|
|
15
|
-
|
|
6
|
|
12
|
-
|
|
7
|
|
12
|
-
|
|
8
|
|
14
|
-
|
|
9
|
|
12
|
2
|
|
10
|
|
16
|
-
|
PEMBAHASAN
a. Adapun
hasil panen dari kelompok 3 yakni :
no
|
Bobot polong sample (gram)
|
Bobot polong + tanaman (gram)
|
Jumlah polong
|
Polong Hampa (biji)
|
Polong bernas (biji)
|
1
|
80
|
96
|
35
|
2
|
2
|
2
|
22
|
14
|
23
|
3
|
1
|
3
|
60
|
78
|
32
|
5
|
3
|
4
|
67
|
88
|
44
|
3
|
2
|
5
|
16
|
25
|
20
|
6
|
4
|
6
|
48
|
56
|
78
|
2
|
3
|
7
|
12
|
20
|
23
|
5
|
4
|
8
|
59
|
70
|
76
|
7
|
5
|
9
|
76
|
80
|
86
|
4
|
3
|
10
|
24
|
36
|
22
|
3
|
4
|
b. Dan
data dari setiap kelompok adalah:
Dosis
rendah
Nama kelompok
|
Hasil
|
Total
keseluruhan
|
|
1
|
21
kg
|
4
|
6,9
kg
|
7
|
9,2
kg
|
10
|
9
kg
|
Dosis
sedang
Nama kelompok
|
Hasil
|
Total
keseluruhan
|
|
2
|
11
kg
|
5
|
10
kg
|
8
|
10,3
kg
|
11
|
14
kg
|
Dosis
tinggi
Nama kelompok
|
Hasil
|
Total
keseluruhan
|
|
3
|
6,8
|
6
|
11,5
|
9
|
13
kg
|
12
|
7,3
kg
|
c. Grafik
hasil panen
d. Pembahasan
Dari
tabel diatas dapat dilihat bahwa dosis rendah lebih stabil hasilnya
dibandingkan dosis rendah maupun dosis tinggi. Pemberian pupuk diberikan
berdasarkan pada tanah subur ataupun tidak, jika penanaman kedelai dilakukan
pada tanah yang sebelumnya diperlakukan pupuk berat, biasanya tidak diperlukan
pupuk dalam perwatannya. Namun, pada tanah yang kurus, tanaman kedelai
memerlukan pemberian pupuk yang dapat dilkukan 1 kali ataupun lebih. Pemberian
pupuk kimia agar tidak berlebihan untuk menghindari kejenuhan tanah yang akan
berimbas pada tanaman yang akan datang. Semakin banyak residu kimia dalam tanah
maka semakin tidak baik tanah tersebut untuk proses budi daya, dan tentunya
akan berimbas pada kesehatan manusia. Oleh karena itu perlu ada upaya untuk
mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berlebihan atau digunakan sebagai pupuk
utama. Karena dampaknya juga akan berimbas pada petani tersebut.
Saran
dari kami selama praktikum penanaman ini adalah agar dalam praktikumnya agar
lebih disiplin dan kerjasamanya dapat tingkatkan setiap kelompoknya sehingga
menjadi lebih baik, Tanggung jawab setelah peminjaman alat juga mutlak
diperlukan agar tidak terjadi kehilangan barang seusai praktikum, penjagaan dan
pengamatan teratur juga perlu untuk dilakukan teratur. Tidak lupa ucapan
terimakasih kami ucapkan untuk bapak ibu
guru dosen pendamping agar tetap sabar membimbing kami dalam praktikum ini.
Dari hasil data
diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap penanaman membutuhkan
lingkungan dan faktor – faktor pendukung yang harus dioptimalkan untuk
mendapatkan hasil yang optimum sesuai dengan yang dikehendaki. Semnua faktor
penghambat mampu untuk di minimalkan sehingga penanaman lebih optimal.
Penanaman kedelai ini bisa ditingkatkan dalam pengurang semoga informasi yang
kami sampaikan dapat bermanfaat dan apabila ada kesan penggunaan bahan kimia.
Demikian laporan yang dapat kami susun apabila terdapat kesalahan mohon untuk
dimaafkan dan diberikan saran agar
nantinya dalam penyusunan selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Sunarjono, Hendro, Bertanam 30
Jenis Sayur ( Jakarta : Penebar Swadaya, 2008 )
Wahyudi, Tips
Jitu Bertanam 16 Tanaman Buah Dan Sayuran / Redaksi Agromedia; ( Jakarta :
Agromedia Pustaka, 2010)
Kartasaopoetra, Dkk, Teknologi
Konservasi Tanah Dan Air ( Jakarta : PT Asdi Mahasatya, 2005)
Pitojo, Setijo, benih kedelai ( Yogyakarta
: Kansius, 2003)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar