LAPORAN
PRAKTIKUM AGRONOMI UMUM
PENGARUH RESIDU PUPUK KANDANG
TERHADAP PERTUMBUHAN CAISIM
(Brassica sp)
Kelompok
3
RIRIN PUJI LESTARI
J3G112103
|
TRI HASBAYU HARY
PUTRA J3G112047
|
ULFA
RAFIQHA
J3G112027
|
FACHMI ANGGA KUSUMAH
J3G212136
|
WIBOWO
SETIADY
J3G112029
|
TRASSVAL DANO GULTOM
J3G112021
|
MAY LESTARI BUTAR
BUTAR J3G112003
|
HAMAMI MAULANA FATONI
J3G212124
|
FERDIANA AYU C.
J3G 112096
|
SUCI PUSPA AMALIA
J3G112063
|
WIKA WIDANA
J3G112030
|
|
PROGRAM
KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH
PROGRAM
DIPLOMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2013
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Segala puji syukur kepada allah
swt, yang maha pemurah lagi maha penyayang. Berkat rahmat taufik dan
hidayah-nya, kami dapat menyelesaikan
tugas agronomi umum dengan lancar karena adanya bimbingan dari berbagai pihak
yakni dosen pembimbing serta teman- teman . Laporan ini berisi tentang berisi
tentang teknik budidaya tanaman kangkun dan bayam yang menggunakan pupuk
kandang ayam dan sapi. Penyusunan
laporan ini diharapkan mampu menjadi
bahan pembelajaran buat kita semua walaupun masih ada kekurangan di dalamnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada:
1.
Dosen pembimbing serta jajarannya
2.
Teman-teman yang sudah membantu
3.
Serta orang tua yang selalu
mengiringi kami dengan do’a
Penulis menyadari
dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami meminta
maaf yang memohon maaf yang sebesa-besarnya apabila ada kesalahan penulisan
ataupun kekurangan yang lainnya. Selain itu kami juga memohon saran agar nantinya dalam penyusunan laporan yang
selanjutnya kami dapat lebih baik lagi.
Bogor 04 Januari
2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Penanaman
pupuk organik ke dalam tanah sangat penting dalam memperbaiki struktur tanah,
penambahan unsur hara yang lengkap yaitu hara makro dan mikro serta perbaikan
biologi tanah. Pelepasan unsur hara pada pupuk organik terjadi secara perlahan - kerena proses dekomposisi dulu. Oleh karena
itu penambahan pupuk organik diharapkan dapat dimanfaatkan dalam periode 2 kali
tanam.
Diharapkan setelah tanah yang sudah diberikan pupuk
kandang setelah melalui proses penanaman maka unsur hara yang masih tersimpan
di dalam tanah dapat termanfaatkan oleh tanaman setelah periode tanam yang
kedua.
Caisim
adalah salah satu contoh tanaman yang dapat digunakan untuk mengujian praktikum ini. caisim adalah sekelompok tumbuhan dari
marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya
sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah.
Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu
sama lain.
Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga
sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok pekinensis,
disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup
atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut
sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur
(untuk membedakannya dengan caisim). Kailan
(Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis sayuran
daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi
bahan campuran mi goreng. Sawi sendok
(pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai
dikenal pula dalam dunia boga
Indonesia.
1.1.Tujuan
Percobaan bertujuan
untuk mempelajari pengeruh dosis residu pupuk kandang metode penanaman langsung
pada tanaman caisim
1.2.Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah benih caisim.
Alat yang dugunakan meliputi: cangkul, kored,
meteran, ember, dan timbangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. KLASIFIKASI BOTANI.
Divisi
: Spermatophyta.
Subdivisi : Angiospermae.
Kelas : Dicotyledonae.
Ordo : Rhoeadales (Brassicales).
Famili : Cruciferae (Brassicaceae).
Genu : Brassica.
Spesies : Brassica Juncea.
Subdivisi : Angiospermae.
Kelas : Dicotyledonae.
Ordo : Rhoeadales (Brassicales).
Famili : Cruciferae (Brassicaceae).
Genu : Brassica.
Spesies : Brassica Juncea.
2.1.JENIS-JENIS SAWI.
Secara umum tanaman sawi biasanya
mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani kita
hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi
jabung), sawi hijau, dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih mengenal
caisim alias sawi bakso.
Selain itu juga ada pula jenis sawi
keriting dan sawi sawi monumen.
Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina., merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasae dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain enak ditumis atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina.
Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina., merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasae dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain enak ditumis atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina.
2.2.SYARAT TUMBUH
Sawi bukan tanaman asli Indonesia,
menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim,
cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini.
Tanaman sawi dapat tumbuh baik di
tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari
dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil
yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut.
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut.
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan.
Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.
2.3.MANFAAT.
Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal
pada tenggorokan pada penderita batuk, penyembuh sakit kelapa, bahan pembersih
darah, memeperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar
pencernaan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah lemak, protein,
kerbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C.
BAB III
PENANAMAN CAISIM
a. PERSIAPAN BENIH
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil.
Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat
kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik.
Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. Apabila benih
yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih
itu
b. PENGOLAHAN TANAH
Pengolahan
tanah secara umum melakukan penggemburan, membersihkan lahan dari gulma, dan
pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk
memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk
memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang
akan kita gunakan. Karena lahan sudah digunakan sebelumnya jadi pengolahan
hanya berupa mencangkul dan meratakan tanah kembali.
c. PEMBIBITAN
Pembibitan dilakukan pada tray
semai dan diisi pada setiap lubang 2 biji, karena terjadi suatu hal maka
penanaman dilakukan langsung pada lahan tanam.
d. PENANAMAN
Bedengan dengan ukuran 5 x 6 m. Setelah dilakukan proses perataan
dan siap untuk dilkukan tanam maka benih langsung ditanam pada petakan dengan
membuat 3 garis bagian yang sama. Kemudian membuat lubang tanam dengan jarak
antar baris 30 cm. Menanam benih dengan setiap lubang 2 butir benih. Kemudian
ditutup dengan tanah dan disiram dengan air biasa.
e. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan adalah hal yang
penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat.
Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini
tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu
melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba
kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak
terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah
penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman
baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan
penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
Penyiangan disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman.
Penyiangan disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman.
f. PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN
Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan
umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling
pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna,
bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman
beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas
tanah dengan pisau tajam.
Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pencucian dan pembuangan kotoran.
2. Sortasi.
3. Pengemasan.
4. Penympanan.
Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pencucian dan pembuangan kotoran.
2. Sortasi.
3. Pengemasan.
4. Penympanan.
BAB IV
HASIL PANEN
1.
Hasil panen pupuk ayam
1.1.Kelompok 1
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
31
|
98
|
28
|
2
|
2
|
27
|
28
|
7
|
3
|
3
|
33
|
74
|
14
|
4
|
4
|
25
|
38
|
19
|
5
|
5
|
25
|
140
|
30
|
6
|
6
|
21,4
|
50
|
18
|
7
|
7
|
25,3
|
54
|
22
|
8
|
8
|
32
|
74
|
23
|
9
|
9
|
28
|
34
|
19
|
10
|
10
|
32,5
|
102
|
29
|
Bobot keseleruhan Sample
|
708 gr
|
|||
Bobot Keseluruhan Layak
|
4,7 kg
|
|||
Bobot Keseluruhan Tidak Layak
|
6 ons
|
|||
Bobot Perpetak
|
5,3 kg
|
Kelompok 2
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
28,5
|
38
|
10
|
2
|
2
|
29
|
26
|
7
|
3
|
3
|
30
|
34
|
8
|
4
|
4
|
25,5
|
34
|
10
|
5
|
5
|
29,5
|
52
|
13
|
6
|
6
|
26
|
30
|
7
|
7
|
7
|
23
|
14
|
7
|
8
|
8
|
27,5
|
34
|
10
|
9
|
9
|
23
|
28
|
11
|
10
|
10
|
26,5
|
38
|
9
|
Bobot perpetak (kg)
|
34
|
Kelompok 3
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
23
|
34
|
6
|
2
|
2
|
28
|
18
|
7
|
3
|
3
|
30
|
28
|
7
|
4
|
4
|
23
|
12
|
5
|
5
|
5
|
31
|
42
|
7
|
6
|
6
|
25
|
28
|
8
|
7
|
7
|
32
|
62
|
10
|
8
|
8
|
28
|
40
|
10
|
9
|
9
|
22
|
14
|
7
|
10
|
10
|
26
|
10
|
7
|
Bobot Perpetak (kg)
|
3
|
Kelompok 4
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
27
|
26
|
5
|
2
|
2
|
24,5
|
22
|
7
|
3
|
3
|
24,2
|
28
|
9
|
4
|
4
|
24
|
24
|
8
|
5
|
5
|
16,5
|
28
|
9
|
6
|
6
|
27
|
28
|
8
|
7
|
7
|
30
|
54
|
9
|
8
|
8
|
25
|
28
|
7
|
9
|
9
|
26
|
22
|
6
|
10
|
10
|
26,5
|
36
|
9
|
Bobot Perpetak (kg)
|
4
|
Kelompok 5
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
24
|
91
|
29
|
2
|
2
|
31
|
89
|
27
|
3
|
3
|
24
|
38
|
18
|
4
|
4
|
20
|
50
|
19
|
5
|
5
|
26,1
|
53
|
23
|
6
|
6
|
28
|
35
|
19
|
7
|
7
|
32
|
97
|
26
|
8
|
8
|
27
|
28
|
6
|
9
|
9
|
32
|
75
|
15
|
10
|
10
|
26
|
29
|
5
|
Bobot Perpetak (kg)
|
1,8 kg
|
Kelompok 6
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
30
|
64
|
9
|
2
|
2
|
26
|
22
|
8
|
3
|
3
|
25
|
26
|
7
|
4
|
4
|
29
|
64
|
8
|
5
|
5
|
23
|
18
|
7
|
6
|
6
|
34
|
92
|
11
|
7
|
7
|
37
|
126
|
12
|
8
|
8
|
18
|
12
|
8
|
9
|
9
|
18
|
12
|
6
|
10
|
10
|
23
|
26
|
8
|
Bobot Sample
(g)
|
462
|
Kelompok 7
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
27
|
59
|
18
|
2
|
2
|
19
|
40
|
12
|
3
|
3
|
30
|
59
|
19
|
4
|
4
|
22
|
39
|
24
|
5
|
5
|
24
|
32
|
23
|
6
|
6
|
30
|
48
|
25
|
7
|
7
|
15
|
39
|
9
|
8
|
8
|
18
|
49
|
10
|
9
|
9
|
20
|
42
|
18
|
10
|
10
|
19
|
39
|
11
|
Bobot Perpetak (kg)
|
2
|
Kelompok 8
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
144
|
36
|
7
|
2
|
2
|
146
|
44
|
10
|
3
|
3
|
142
|
40
|
9
|
4
|
4
|
149
|
28
|
9
|
5
|
5
|
164
|
28
|
7
|
6
|
6
|
157
|
50
|
9
|
7
|
7
|
142
|
42
|
8
|
8
|
8
|
140
|
36
|
7
|
9
|
9
|
150
|
40
|
7
|
10
|
10
|
149
|
30
|
8
|
Bobot Perpetak (kg)
|
|
Kelompok 9
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
23
|
34
|
8
|
2
|
2
|
29
|
22
|
7
|
3
|
3
|
30
|
62
|
13
|
4
|
4
|
27
|
48
|
9
|
5
|
5
|
34
|
66
|
9
|
6
|
6
|
33
|
34
|
12
|
7
|
7
|
40
|
70
|
9
|
8
|
8
|
35
|
52
|
9
|
9
|
9
|
33
|
34
|
9
|
10
|
10
|
33
|
32
|
7
|
Bobot Perpetak (kg)
|
3,2
|
Kelompok 10
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
56
|
42
|
15
|
2
|
2
|
40
|
170
|
9
|
3
|
3
|
48
|
46
|
27
|
4
|
4
|
42
|
90
|
9
|
5
|
5
|
48
|
86
|
13
|
6
|
6
|
47
|
122
|
9
|
7
|
7
|
36
|
260
|
19
|
8
|
8
|
46
|
242
|
28
|
9
|
9
|
41
|
240
|
21
|
10
|
10
|
36
|
216
|
25
|
Bobot Perpetak (kg)
|
13,6
|
Kelompok 11
caisim pupuk ayam
|
|||
tanaman ke
|
tinggi
|
bobot
|
jumlah daun
|
1
|
29
|
98
|
22
|
2
|
31
|
121
|
26
|
3
|
32
|
169
|
26
|
4
|
30
|
180
|
29
|
5
|
29
|
174
|
27
|
6
|
33
|
182
|
31
|
7
|
30
|
102
|
22
|
8
|
29
|
90
|
19
|
9
|
33
|
93
|
21
|
10
|
27
|
118
|
23
|
bobot keseluruhan sampek
|
1327
|
||
bobot keseluruhan layak
|
8.5 kg
|
||
bobot keseluruhan tidak layak
|
4 ons
|
||
bobot perpetak
|
8.9 kg
|
Data kelompok 12
Sampel
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Jumlah Daun mekar/ Tanaman
|
5
|
8
|
10
|
9
|
9
|
9
|
10
|
7
|
9
|
10
|
Tinggi
|
38
|
35
|
52
|
41
|
41
|
35
|
39
|
44
|
40
|
39
|
Rata-rata bobot sample
|
1,2/10 = 0,12 kg
|
2.
Caisim Pupuk Sapi
Kelompok 1
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
27,4
|
34
|
34
|
2
|
2
|
24
|
42
|
42
|
3
|
3
|
22,4
|
36
|
36
|
4
|
4
|
25
|
30
|
30
|
5
|
5
|
22,3
|
16
|
16
|
6
|
6
|
24
|
38
|
20
|
7
|
7
|
21,4
|
18
|
30
|
8
|
8
|
24,3
|
56
|
11
|
9
|
9
|
26,4
|
30
|
20
|
10
|
10
|
19
|
18
|
10
|
Bobot Perpetak (kg)
|
2,1
|
Kelompok 2
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
23
|
30
|
9
|
2
|
2
|
23,4
|
18
|
7
|
3
|
3
|
27
|
18
|
7
|
4
|
4
|
27
|
30
|
7
|
5
|
5
|
22,5
|
12
|
5
|
6
|
6
|
28,5
|
18
|
7
|
7
|
7
|
27
|
26
|
7
|
8
|
8
|
24
|
18
|
8
|
9
|
9
|
27,7
|
22
|
8
|
10
|
10
|
25,5
|
22
|
7
|
Bobot Perpetak (kg)
|
1,5
|
Kelompok 3
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
23
|
26
|
6
|
2
|
2
|
29
|
8
|
5
|
3
|
3
|
16
|
12
|
7
|
4
|
4
|
17
|
6
|
6
|
5
|
5
|
24
|
20
|
7
|
6
|
6
|
14
|
4
|
6
|
7
|
7
|
22
|
12
|
6
|
8
|
8
|
21
|
8
|
6
|
9
|
9
|
19
|
6
|
5
|
10
|
10
|
16
|
4
|
6
|
Bobot Perpetak (kg)
|
2
|
Kelompok 4
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
16
|
8
|
8
|
2
|
2
|
13
|
8
|
7
|
3
|
3
|
11
|
4
|
6
|
4
|
4
|
12
|
6
|
7
|
5
|
5
|
13,5
|
6
|
7
|
6
|
6
|
14,5
|
8
|
9
|
7
|
7
|
17,5
|
9
|
7
|
8
|
8
|
21
|
14
|
12
|
9
|
9
|
12
|
4
|
7
|
10
|
10
|
12,5
|
8
|
5
|
Bobot Perpetak (kg)
|
0,4
|
Kelompok 5
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
26
|
32
|
24
|
2
|
2
|
34
|
16
|
23
|
3
|
3
|
50
|
40
|
25
|
4
|
4
|
40
|
30
|
22
|
5
|
5
|
23
|
37
|
18
|
6
|
6
|
20
|
18
|
31
|
7
|
7
|
27
|
30
|
20
|
8
|
8
|
20
|
18
|
20
|
9
|
9
|
20
|
45
|
20
|
10
|
10
|
20
|
25
|
20
|
Bobot Perpetak (kg)
|
1,1 kg
|
Kelompok 6
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
27
|
32
|
7
|
2
|
2
|
22
|
30
|
8
|
3
|
3
|
30
|
62
|
9
|
4
|
4
|
28
|
58
|
8
|
5
|
5
|
21
|
26
|
6
|
6
|
6
|
30
|
74
|
8
|
7
|
7
|
25
|
38
|
7
|
8
|
8
|
35
|
86
|
19
|
9
|
9
|
26
|
34
|
15
|
10
|
10
|
27
|
36
|
6
|
Bobot Sample (g)
|
476
|
Kelompok 7
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
25
|
78
|
16
|
2
|
2
|
25
|
34
|
9
|
3
|
3
|
22
|
46
|
21
|
4
|
4
|
27
|
44
|
21
|
5
|
5
|
19
|
30
|
20
|
6
|
6
|
28
|
36
|
22
|
7
|
7
|
26
|
38
|
13
|
8
|
8
|
27
|
66
|
18
|
9
|
9
|
26
|
48
|
18
|
10
|
10
|
25
|
36
|
8
|
Bobot Perpetak (kg)
|
2 kg
|
Kelompok 8
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
25
|
20
|
14
|
2
|
2
|
30
|
16
|
17
|
3
|
3
|
27
|
4
|
23
|
4
|
4
|
29
|
10
|
7
|
5
|
5
|
23
|
14
|
9
|
6
|
6
|
21
|
12
|
7
|
7
|
7
|
29
|
10
|
7
|
8
|
8
|
26
|
6
|
7
|
9
|
9
|
22
|
12
|
17
|
10
|
10
|
27
|
8
|
16
|
Bobot Perpetak (kg)
|
|
Kelompok 9
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
32
|
38
|
8
|
2
|
2
|
26
|
20
|
6
|
3
|
3
|
30
|
22
|
6
|
4
|
4
|
29
|
22
|
8
|
5
|
5
|
24
|
14
|
5
|
6
|
6
|
20
|
10
|
6
|
7
|
7
|
22
|
10
|
6
|
8
|
8
|
28
|
14
|
5
|
9
|
9
|
27
|
16
|
6
|
10
|
10
|
26
|
14
|
5
|
Bobot Perpetak (kg)
|
3,2
|
Kelompok 10
No
|
Tanaman sample
|
Tinggi (Cm)
|
Bobot (gr)
|
Jumlah Daun
|
1
|
1
|
23
|
10
|
6
|
2
|
2
|
21
|
10
|
8
|
3
|
3
|
27
|
24
|
10
|
4
|
4
|
30
|
52
|
12
|
5
|
5
|
22
|
22
|
6
|
6
|
6
|
27
|
16
|
6
|
7
|
7
|
30
|
14
|
4
|
8
|
8
|
24
|
12
|
7
|
9
|
9
|
23
|
12
|
5
|
10
|
10
|
32
|
46
|
12
|
Bobot Perpetak (kg)
|
1,7
|
Kelompok 11
caisim pupuk sapi
|
|||
tanaman ke
|
tinggi
|
bobot
|
jumlah daun
|
1
|
27
|
96
|
22
|
2
|
25
|
90
|
26
|
3
|
28
|
102
|
26
|
4
|
26
|
93
|
29
|
5
|
29
|
112
|
27
|
6
|
24
|
84
|
31
|
7
|
21
|
87
|
22
|
8
|
26
|
90
|
19
|
9
|
27
|
93
|
21
|
10
|
25
|
89
|
23
|
bobot keseluruhan sampek
|
936
|
||
bobot keseluruhan layak
|
2.9 kg
|
||
bobot keseluruhan tidak layak
|
6 ons
|
||
bobot perpetak
|
3.5 kg
|
Kelompok 12
Sampel
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Jumlah Daun mekar/ Tanaman
|
8
|
8
|
7
|
7
|
9
|
9
|
7
|
7
|
6
|
5
|
Tinggi
|
31
|
29
|
29
|
27
|
35
|
40
|
32
|
32
|
35
|
34
|
Rata-rata bobot
|
0,7/10 = 0,07 kg
|
Dari hasil diatas dapat dilihat terdapat perbedaan yang
mencolok dalam hasil panen. Ada yang hasilnya hingga puluhan dan terdapat yang
hasilnya kurang dari 1 kg, ini disebabkan karena tidak bersamaannya masa tanam
setiap kelompok. Ada beberapa yang harus tanam ulang ketika keompok lain sudah
mulai menunjukan tanda – tanda hidup, sehingga tanaman yang sudah tumbuh lebih
awal dan sudah siap panen ada tanaman yang menunjukan belum siap panen dan
pastinya akan berpengaruh pada bobot tanaman itu sendiri.
Setiap pupuk organik pasti memberikan respon yang berbeda
– beda untuk proses penanaman ke – 2. Dari hasil diatas hasilnya sama dengan
proses penanaman pertama, bahwa pupuk kandang dari ayam lebih baik hasilnya
daripada pupuk kandang sapi.
Ternak
|
N
|
P₂O₅
|
K₂O
|
UNGGAS
|
1,70
|
1,90
|
1,50
|
SAPI
|
0,29
|
0,17
|
0,35
|
KUDA
|
0,44
|
0,17
|
0,35
|
BABI
|
0,60
|
0,41
|
0,130
|
DOMBA
|
0,55
|
0,31
|
0,15
|
Maka
dapat disimpulkan bahwa unsur hara setelah dilakukan pemupukan pertama
mengandung residu yang dapat dimamnfaat kan oleh tanaman. Pada dasarnya pupuk
organik mengalami proses dekomposisi terlebih dahulu sebelum diserap oleh
tanaman sehingga dapat menjadi cadangan hara. Efek residu dari unsur hara
tersebut bisa dimanfaatkan untuk periode tanaman selanjutnya.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa residu dari
pupuk kandang hasil dari penanaman periode pertama dapat dimanfaatkan untuk
periode tanam ke – 2. Sehingga dalam tanah dapat tersimpan unsur hara yang
alami tanpa harus, memberikan pupuk kimia pada setiap proses penanaman. Selain
dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang pastinya menjadi sarana untuk praktek pertanian
organik.
Untuk selalu meningkatkan tingkat kualitas dalam
praktikum agar dapat mengahasilkan hasil yang lebih memuaskan.
-
Sunarjono,
Hendro, Bertanam 30 Jenis Sayur ( Jakarta : Penebar Swadaya, 2008 )
-
Wahyudi, Tips
Jitu Bertanam 16 Tanaman Buah Dan Sayuran / Redaksi Agromedia; ( Jakarta :
Agromedia Pustaka, 2010)
-
Kartasaopoetra,
Dkk, Teknologi Konservasi Tanah Dan Air ( Jakarta : PT Asdi Mahasatya, 2005)
-
Hardjowigeno,
Sarwono, Ilmu Tanah ( Jakarta : Akademika Pressindo, 2007)
-
Harjadi, Sri
Setyati, Pengantar Agronomi ( jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1996)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar