LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PRODUKSI BENIH TANAMAN
PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN
DISUSUN
OLEH :
Kelompok A2-2
ULFA
RAFIQHA J3G112027
PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI
INDUSTRI BENIH
PROGRAM
DIPLOMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2014
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengadaan
benih bermutu merupakan upaya penting untuk mendukung keberhasilan pembangunan
tanaman perkebunan. Produktifitas tanaman perkebunan umumnya masih sekitar 50%
dari produktivitas seharusnya. Keadaan ini disebabkan oleh rendahnya mutu benih
yang digunakan, terutama pada perkebunan rakyat (Hasanah, 2002)..
Kakao
memiliki tipe perkecambahan epigeal yakni perkecambahan yang menghasilkan
kecambah dengan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Dalam proses
perkecambahan, setelah radikula menembus kulit benih, hipokotil memanjang
melengkung menembus ke atas permukaan tanah. Setelah hipokotil menembus
permukaan tanah, kemudian hipokotil meluruskan diri dan dengan cara demikian
kotiledon yang masih tertangkup tertarik ke atas permukaan tanah juga. Kulit
benih akan tertinggal di permukaan tanah, dan selanjutnya kotiledon membuka dan
daun pertama (plumula) muncul ke udara. Beberapa saat kemudian, kotiledon
meluruh dan jatuh ke tanah (Pramono, 2009).
Tanaman kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang
dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi
dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah-daerah yang tandus yang memang
tidak cocok bagi kehidupan tanaman.
Daerah-daerah di bumi ini yang tidak cocok untuk ditanami tanaman kopi, yaitu
pada garis Lintang Utara Lautan Pasifik, daerah tropis di gurun Sahara, dan
garis Lintang Selatan seluruh Lautan Pasifik serta Australia disebelah Utara
dimana tanahnya sangat tandus.
Tanaman
karet (Hevea brasiliensis)
adalah tanaman tahunan, yang merupakan salah satu komoditi unggulan tanaman
perkebunan. Pengembangan perkebunan karet memberikan peranan penting bagi
perekonomian nasional yaitu sebagai sumber devisa, bahan baku industri dan
berperan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dalam Woelan, 2012
menyatakan rata-rata produktivitas sampai saat ini masih tergolong rendah yaitu
600 – 700 kg/ha/th (2,37 ton). (Disbun Sumut, 2012).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui
cara menguji daya berkecambah benih tanaman
perkebunan, mengetahui daya tumbuh benih kakao,
kopi, karet dan kelapa.
METODOLOGI
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum
pembibitan kopi dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2014, pembibitan karet
untuk persiapan bedengan pada tanggal 7 Maret 2014 dan penanaman dilakukan pada
tanggal 14 Maret 2014, pembibitan kakao dilakukan pada tanggal 14 Maret 2014,
dan pembibitan kelapa dilakukan pada 21 Maret 2014. Waktu pengamatan dilakukan
pada tanggal 02 Mei 2014. Praktikum dilaksanakan di lahan kampus IPB Gunung
Gede.
B.1.Pembibitan Kopi
Bahan
Bahan yang
digunakan dalam praktikum pembibitan kopi adalah air, wadah benih, polibag, top
soil, dan furadan.
Metode
1.
Benih diberi perlakuan terlebih dahulu, dengan direndam
selama dua hari
2. Masing-masing
kelompok diberikan polibag sebanyak 20 polibag
3. Polibag
diisi penuh dengan top soil
4. Benih
kopi ditanam sebanyak satu benih per polibag, diberi furadan, lalu lubang
ditutup kembali
5. Polibag
disimpan dalam paranet.
B.2.Pembibitan Karet
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada
persiapan lahan yaitu cangkul, garpu, dan ajir. Bahan yang digunakan yaitu 22
benih karet sapuan dan 1 kongkoak (benih karet yang sudah berkecambah dikebun).
Metode
1. Persiapan
lahan untuk batang bawah dengan dibuat bedengan ukuran 0,8m x 4,5m
2.
Benih karet dan kongkoak ditanam dalam bedengan dengan
jarak tanam pagar ganda 60cmx40cmx40cm, kongkoak yang ditanam ditandai dengan
ajir
3.
Persiapan lahan untuk batang atas yang akan digunakan
untuk kebun entres dengan ukuran lubang tanam 40cmx40cmx40cm
4. Jarak
tanam yang digunakan 1m antar lubang tanam.
B.3.Pembibitan Kakao
Bahan dan Alat
Bahan
yang digunakan yaitu buah kakao, arang sekam, top soil, air, furadan, ember,
dan polibag.
Metode
1. Buah
kakao dikupas kulitnya
2. Benih
kakao diekstraksi menggunakan arang sekam dengan digosok- gosok sampai
arilusnya terlepas
3. Kemudian,
benih dicuci bersih dengan air dan dikering anginkan selama ½ jam
4. Polibag
diisi dengan top soil yang dicampur dengan pupuk kandang
5. Benih
kakao ditanam dalam polibag satu benih per polibag, lalu diberi furadan, dan
lubang ditutup kembali, polibang
disimpan di dalam paranet
B.3.Pembibitan Kelapa
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan yaitu benih kelapa, Dithane, air, , ember, dan
polibag.
Metode
1.Benih kelapa bagian pangkal atas yang lebarnya disayat kulitnya
2.Benih kelapa direndam menggunakan Dithane selama satu menit
3.Kemudian, benih diangkat
4.Polibag diisi dengan
top soil sampai penuh
5. Benih kelapa
ditanam dalam polibag satu benih per polibag
6. Bibit Kelapa yang sudah besar di
polibag dipindahkan ke lubang tanam yang sudah disediakan dengan bagian bawah
diisi SP36, sub oil dan bibit ditanam setelah itu ditutup dengan top oil
Hasil dan Pembahasan
A.Hasil
Tabel Data Pengamatan % Daya
Berkecambah
Kelompok
|
Karet
|
Kopi
|
Kakao
|
Kelapa
|
A1-1
|
70
|
35
|
100
|
25
|
A1-2
|
52.38
|
65
|
100
|
0
|
A1-3
|
30
|
70
|
95
|
25
|
A1-4
|
65
|
35
|
100
|
0
|
A1-5
|
61.9
|
85
|
100
|
50
|
A1-6
|
55
|
60
|
100
|
0
|
A2-1
|
50
|
75
|
100
|
75
|
A2-2
|
60
|
20
|
95
|
0
|
A2-3
|
75
|
60
|
100
|
25
|
A2-4
|
15
|
35
|
90
|
50
|
A2-5
|
90
|
60
|
95
|
50
|
A2-6
|
52.5
|
60
|
95
|
25
|
X (%)
|
56.4
|
55
|
97.5
|
27.08
|
B.Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa rata-rata benih
kakao yang di ekstraksi menggunakan abu sekam dan air memiliki persentase daya
berkecambah yang tertinggi 95% sampai 100%, Naito, A (1999) menyebutkan bahwa abu sekam padi bersifat tidak beracun, tetapi memiliki pengaruh mematikan terhadap hama gudang benih, dan belum sepenuhnya diketahui penyebabnya. Sekam pad imerupakan bahan berligno-selulosa namun mengandung silika (SiO2) yang tinggi. Kandungan kimia sekam padi terdiri atas 50% selulosa, 25-30% lignin, dan 15-20% silika.Sekam padi sebagai bahan baku
untuk menghasilkan abu sekam padi dari pem-bakaran sekam padi pada suhu 400°-500°C akan
menjadi silika amorphous dan pada suhu lebih
besar dari 1.000°C akan menjadi silika kristalin
(Bakri, 2008). Persentase daya berkecambah benih kakao yang diberi abu sekam padi dan disimpan satu sampai dua minggu masih relatif tinggi kecuali perlakuan abu sekam padi 20 g/100 benih, daya berkecambahnya tinggal 79% di bawah standar daya berkecambah
benih kakao yaitu 80% (Rahardjo, 2010).
Pada
komoditi Karet benih yang ditanam setiap kelompok ada yang 10 benih dan ada
yang 20 benih, dikarenakan stok benih kurang, dan Dari hasil percobaan di dapati data persentase
perkecambahan benih karet terendah pada kelompok A1-3
yaitu 30% mungkin hal ini disebabkan
karena pada kurangnya penyiraman atau
perawatan benih karet dan penyiangan gulma
sehingga benih cenderung lebih sulit untuk berkecambah. Akibat adanya dormansi benih atau benih
terlalu keras dan seharusnya perlu digosok terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan literatur Sadjad (1995) yang
menyatakan bahwa manfaat penggosokan benih adalah untuk memecahkan dormansi
pada benih agar dapat berkecambah dengan baik. Karena benih memiliki kulit yang
keras harus dilakukan pemecahan dormansi untuk mempercepat proses perkecambahan
baik dengan cara mengikis kulit benih, dan rata-rata
tertinggi pada kelompok A2-5 sebesar 90 %. Hal ini karena pada perlakuan ini benih karet yang ditanam 20 benih dan tidak ada yang dorman
sehingga lebih mudah untuk berkecambah, selain itu media tanam yang sesuai
berupa pukan dan topsoil yang seimbang juga memberi pengaruh besar sehingga perkecambahan
menjadi optimal. Hal ini sesuai dengan literatur Setyamidjaja (1993) yang
menyatakan bahwa Media yang cocok untuk persemaian benih karet ialah tanah yang
cukup subur dengan permukaan tanah yang subur dan telah diratakan atau
digemburkan dan bersih dengan
ketebalan 5-10 cm.
Tanaman
kelapa dapat tumbuh dengan baik di daerah pesisir sampai ketinggian 600 m dpl,
dengan mendapat sinar matahari yang cukup, serta tempat yang terbuka. Ketinggian
daerah berpengaruh pada produksi buah, curah hujan juga mempengaruhi
pertumbuhan kelapa, apabila daerah curah hujannya kurang dari 1000 mm/th dapat
dibantu dengan pengairan, dan kondisi tanah lempung, liat hitam serta tanah
pasir (Fatimah,2007) kelapa yang ditanam yaitu kelapa genjah dan kelapa hibrida,
sebelum ditanam kelapa tersebut diberi perlakuan dengan disayat agar dapat
mudah menyerap zat perangsang yang diberikan kedalam endocarp, persentase
kelapa sangat rendah karena umur tanam kelapa baru mencapai 6 minggu, tunas
belum dapat kelihatan di beberapa kelapa dengan rata-rata 27.08 %.
Kopi varietas Catimor
berasal dari timor-timor biasanya kopi lebih sering menggunakan perbanyakan vegetatif dengan stek, namun di praktikum ini kami mencoba menanam nya dari benih dan
sebelumnya benih tersebut sudah direndam air selama dua hari untuk menghindari
benih dorman dengan memberi perlakuan fisik tersebut, karena kopi memiliki
kulit yang keras, walaupun benih kopi sudah di tanam dari tanggal 28 Februari
namun rata-rata daya berkecambahnya masih 55%, Disebabkan lambatnya pertumbuhan
kopi, Proses
perkecambahan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Di dataran rendah
yang beriklim panas dengan suhu 820, perkecambahan itu makan waktu 3 - 4
minggu. Sedangkan di dataran tinggi yang beriklim dingin perkecambahan makan
waktu 6 - 12 minggu.
Kesimpulan
Dilakukanya
ekstarksi pada benih kakao sebelum dikecambahkan sangat begitu penting
karena tujuan ekstraksi adalah menghilangkan lendir yang terdapat pada biji
kakao tersebut, sehingga benih kakao pada saat dikecambahkan tidak terserang
sperti serangga dan semut dan dapat
bertumbuh dengan baik, dan memberi perlakuan fisik pada benih kopi untuk
pematahan dormansi serta penyayatan pada pangkal benih kelapa dengan direndam
dithane sebelum penanaman dan melihat kondisi benih serta media yang digunakan.
Daftar Pustaka
Bakri
(2008). Komponen kimia dan fisik abusekam padi sebagai SCM untuk pembuatan
komposit semen. JournalPerennial, 5, 9-14.Chin, H.F. & E.H. Roberts (1980).
Hunter, J.R. (1959).
Germination in Theobroma cacao, Cacao, 4, 1-8
.Naito, A. (1999). Low-cost technology for soy-bean
pest. The Food and FertilizerTechnology
Center. Newsletter, 7-8.Rahardjo, P. & S.
Sukamto (1987). Mem-pertahankan daya tumbuh benih kakaodalam Penyimpanan dengan
fungisida.Pelita Perkebunan, 3, 31-35.
Fatimah Nurul,dkk. 2007. Nyiur Melambai.Sinergi
Pustaka Indonesia.Bandung(ID)
Prasetyo, dkk.
2011. Penuntun praktikum Budidaya Tanaman Tahunan. Laboratorium
Agronomi UNIB, Bengkulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar