Sabtu, 20 September 2014

LAPORAN TEKNIK PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN



LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PRODUKSI BENIH TANAMAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN



DISUSUN OLEH :
Kelompok A2-2
     
ULFA RAFIQHA           J3G112027







PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014



PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Pengadaan benih bermutu merupakan upaya penting untuk mendukung keberhasilan pembangunan tanaman perkebunan. Produktifitas tanaman perkebunan umumnya masih sekitar 50% dari produktivitas seharusnya. Keadaan ini disebabkan oleh rendahnya mutu benih yang digunakan, terutama pada perkebunan rakyat (Hasanah, 2002)..
            Kakao memiliki tipe perkecambahan epigeal yakni perkecambahan yang menghasilkan kecambah dengan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan, setelah radikula menembus kulit benih, hipokotil memanjang melengkung menembus ke atas permukaan tanah. Setelah hipokotil menembus permukaan tanah, kemudian hipokotil meluruskan diri dan dengan cara demikian kotiledon yang masih tertangkup tertarik ke atas permukaan tanah juga. Kulit benih akan tertinggal di permukaan tanah, dan selanjutnya kotiledon membuka dan daun pertama (plumula) muncul ke udara. Beberapa saat kemudian, kotiledon meluruh dan jatuh ke tanah (Pramono, 2009).
            Tanaman kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah-daerah yang tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan  tanaman. Daerah-daerah di bumi ini yang tidak cocok untuk ditanami tanaman kopi, yaitu pada garis Lintang Utara Lautan Pasifik, daerah tropis di gurun Sahara, dan garis Lintang Selatan seluruh Lautan Pasifik serta Australia disebelah Utara dimana tanahnya sangat tandus.
            Tanaman karet (Hevea brasiliensis) adalah tanaman tahunan, yang merupakan salah satu komoditi unggulan tanaman perkebunan. Pengembangan perkebunan karet memberikan peranan penting bagi perekonomian nasional yaitu sebagai sumber devisa, bahan baku industri dan berperan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.  Dalam Woelan, 2012 menyatakan rata-rata produktivitas sampai saat ini masih tergolong rendah yaitu 600 – 700 kg/ha/th (2,37 ton). (Disbun Sumut, 2012).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara menguji daya berkecambah benih  tanaman perkebunan, mengetahui daya tumbuh benih kakao, kopi, karet dan kelapa.

METODOLOGI

A.    Waktu dan Tempat

      Praktikum pembibitan kopi dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2014, pembibitan karet untuk persiapan bedengan pada tanggal 7 Maret 2014 dan penanaman dilakukan pada tanggal 14 Maret 2014, pembibitan kakao dilakukan pada tanggal 14 Maret 2014, dan pembibitan kelapa dilakukan pada 21 Maret 2014. Waktu pengamatan dilakukan pada tanggal 02 Mei 2014. Praktikum dilaksanakan di lahan kampus IPB Gunung Gede.

B.1.Pembibitan Kopi
Bahan
      Bahan yang digunakan dalam praktikum pembibitan kopi adalah air, wadah benih, polibag, top soil, dan furadan.
Metode
1.      Benih diberi perlakuan terlebih dahulu, dengan direndam selama dua hari
2.      Masing-masing kelompok diberikan polibag sebanyak 20 polibag
3.      Polibag diisi penuh dengan top soil
4.      Benih kopi ditanam sebanyak satu benih per polibag, diberi furadan, lalu lubang ditutup kembali
5.      Polibag disimpan dalam paranet.

B.2.Pembibitan Karet
Alat dan Bahan
      Alat yang digunakan pada persiapan lahan yaitu cangkul, garpu, dan ajir. Bahan yang digunakan yaitu 22 benih karet sapuan dan 1 kongkoak (benih karet yang sudah berkecambah dikebun).
Metode
1.      Persiapan lahan untuk batang bawah dengan dibuat bedengan ukuran 0,8m x 4,5m
2.      Benih karet dan kongkoak ditanam dalam bedengan dengan jarak tanam pagar ganda 60cmx40cmx40cm, kongkoak yang ditanam ditandai dengan ajir
3.      Persiapan lahan untuk batang atas yang akan digunakan untuk kebun entres dengan ukuran lubang tanam 40cmx40cmx40cm
4.      Jarak tanam yang digunakan 1m antar lubang tanam.









B.3.Pembibitan Kakao
Bahan dan Alat
      Bahan yang digunakan yaitu buah kakao, arang sekam, top soil, air, furadan, ember, dan polibag.
Metode
1.      Buah kakao dikupas kulitnya
2.      Benih kakao diekstraksi menggunakan arang sekam dengan digosok- gosok sampai arilusnya terlepas
3.      Kemudian, benih dicuci bersih dengan air dan dikering anginkan selama ½ jam
4.      Polibag diisi dengan top soil yang dicampur dengan pupuk kandang
5.      Benih kakao ditanam dalam polibag satu benih per polibag, lalu diberi furadan, dan lubang ditutup kembali, polibang disimpan di dalam paranet

B.3.Pembibitan Kelapa
Bahan dan Alat

      Bahan yang digunakan yaitu benih kelapa, Dithane, air, , ember, dan polibag.
Metode
1.Benih kelapa bagian pangkal atas yang lebarnya disayat kulitnya
2.Benih kelapa direndam menggunakan Dithane selama satu menit
3.Kemudian, benih diangkat
4.Polibag diisi dengan top soil sampai penuh
5. Benih kelapa ditanam dalam polibag satu benih per polibag
6. Bibit Kelapa yang sudah besar di polibag dipindahkan ke lubang tanam yang sudah disediakan dengan bagian bawah diisi SP36, sub oil dan bibit ditanam setelah itu ditutup dengan top oil
















Hasil dan Pembahasan
A.Hasil
Tabel Data Pengamatan % Daya Berkecambah

Kelompok
Karet
Kopi
Kakao
Kelapa
A1-1
70
35
100
25
A1-2
52.38
65
100
0
A1-3
30
70
95
25
A1-4
65
35
100
0
A1-5
61.9
85
100
50
A1-6
55
60
100
0
A2-1
50
75
100
75
A2-2
60
20
95
0
A2-3
75
60
100
25
A2-4
15
35
90
50
A2-5
90
60
95
50
A2-6
52.5
60
95
25
X (%)
56.4
55
97.5
27.08

B.Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa rata-rata benih kakao yang di ekstraksi menggunakan abu sekam dan air memiliki persentase daya berkecambah yang tertinggi 95% sampai 100%, Naito, A (1999) menyebutkan bahwa abu sekam padi bersifat tidak beracun, tetapi memiliki pengaruh mematikan terhadap hama gudang benih, dan belum sepenuhnya diketahui penyebabnya. Sekam pad imerupakan bahan berligno-selulosa namun mengandung silika (SiO2) yang tinggi. Kandungan kimia sekam padi terdiri atas 50% selulosa, 25-30% lignin, dan 15-20% silika.Sekam padi sebagai bahan baku untuk menghasilkan abu sekam padi dari pem-bakaran sekam padi pada suhu 400°-500°C akan menjadi silika amorphous dan pada suhu lebih besar dari 1.000°C akan menjadi silika kristalin (Bakri, 2008). Persentase daya berkecambah benih kakao yang diberi abu sekam padi dan disimpan satu sampai dua minggu masih relatif tinggi kecuali perlakuan abu sekam padi 20 g/100 benih, daya berkecambahnya tinggal 79% di bawah standar daya berkecambah benih kakao yaitu 80% (Rahardjo, 2010).
Pada komoditi Karet benih yang ditanam setiap kelompok ada yang 10 benih dan ada yang 20 benih, dikarenakan stok benih kurang, dan Dari hasil percobaan di dapati data persentase perkecambahan benih karet terendah pada kelompok A1-3 yaitu 30% mungkin hal ini disebabkan karena pada kurangnya penyiraman atau perawatan benih karet dan penyiangan gulma sehingga benih cenderung lebih sulit untuk berkecambah. Akibat adanya dormansi  benih atau benih terlalu keras dan seharusnya perlu digosok terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan literatur Sadjad (1995) yang menyatakan bahwa manfaat penggosokan benih adalah untuk memecahkan dormansi pada benih agar dapat berkecambah dengan baik. Karena benih memiliki kulit yang keras harus dilakukan pemecahan dormansi untuk mempercepat proses perkecambahan baik dengan cara mengikis kulit benih, dan rata-rata tertinggi pada kelompok A2-5 sebesar 90 %. Hal ini karena pada perlakuan ini benih karet yang ditanam 20 benih dan tidak ada yang dorman sehingga lebih mudah untuk berkecambah, selain itu media tanam yang sesuai berupa pukan dan topsoil yang seimbang juga memberi pengaruh besar sehingga perkecambahan menjadi optimal. Hal ini sesuai dengan literatur Setyamidjaja (1993) yang menyatakan bahwa Media yang cocok untuk persemaian benih karet ialah tanah yang cukup subur dengan permukaan tanah yang subur dan telah diratakan atau digemburkan dan bersih dengan ketebalan 5-10 cm.
Tanaman kelapa dapat tumbuh dengan baik di daerah pesisir sampai ketinggian 600 m dpl, dengan mendapat sinar matahari yang cukup, serta tempat yang terbuka. Ketinggian daerah berpengaruh pada produksi buah, curah hujan juga mempengaruhi pertumbuhan kelapa, apabila daerah curah hujannya kurang dari 1000 mm/th dapat dibantu dengan pengairan, dan kondisi tanah lempung, liat hitam serta tanah pasir (Fatimah,2007) kelapa yang ditanam yaitu kelapa genjah dan kelapa hibrida, sebelum ditanam kelapa tersebut diberi perlakuan dengan disayat agar dapat mudah menyerap zat perangsang yang diberikan kedalam endocarp, persentase kelapa sangat rendah karena umur tanam kelapa baru mencapai 6 minggu, tunas belum dapat kelihatan di beberapa kelapa dengan rata-rata 27.08 %.
Kopi varietas Catimor berasal dari timor-timor biasanya kopi lebih sering menggunakan perbanyakan vegetatif dengan stek, namun di praktikum ini kami mencoba menanam nya dari benih dan sebelumnya benih tersebut sudah direndam air selama dua hari untuk menghindari benih dorman dengan memberi perlakuan fisik tersebut, karena kopi memiliki kulit yang keras, walaupun benih kopi sudah di tanam dari tanggal 28 Februari namun rata-rata daya berkecambahnya masih 55%, Disebabkan lambatnya pertumbuhan kopi, Proses perkecambahan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Di dataran rendah yang beriklim panas dengan suhu 820, perkecambahan itu makan waktu 3 - 4 minggu. Sedangkan di dataran tinggi yang beriklim dingin perkecambahan makan waktu 6 - 12 minggu.


Kesimpulan

Dilakukanya ekstarksi pada benih kakao sebelum dikecambahkan sangat begitu penting karena tujuan ekstraksi adalah menghilangkan lendir yang terdapat pada biji kakao tersebut, sehingga benih kakao pada saat dikecambahkan tidak terserang sperti serangga dan semut dan dapat bertumbuh dengan baik, dan memberi perlakuan fisik pada benih kopi untuk pematahan dormansi serta penyayatan pada pangkal benih kelapa dengan direndam dithane sebelum penanaman dan melihat kondisi benih serta media yang digunakan.

Daftar Pustaka
Bakri (2008). Komponen kimia dan fisik abusekam padi sebagai SCM untuk pembuatan komposit semen. JournalPerennial, 5, 9-14.Chin, H.F. & E.H. Roberts (1980).
Hunter, J.R. (1959). Germination in Theobroma cacao, Cacao, 4, 1-8
.Naito, A. (1999). Low-cost technology for soy-bean pest. The Food and FertilizerTechnology
Center. Newsletter, 7-8.Rahardjo, P. & S. Sukamto (1987). Mem-pertahankan daya tumbuh benih kakaodalam Penyimpanan dengan fungisida.Pelita Perkebunan, 3, 31-35.
Fatimah Nurul,dkk. 2007. Nyiur Melambai.Sinergi Pustaka Indonesia.Bandung(ID)
Prasetyo, dkk. 2011. Penuntun praktikum Budidaya Tanaman Tahunan. Laboratorium Agronomi UNIB, Bengkulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar