Sabtu, 20 September 2014

preferensi callosabruchus sp. terhadap beberapa jenis kacang-kacangan



LAPORAN PRAKTIKUM
PREFERENSI Callosobruchus sp. TERHADAP BEBERAPA JENIS KACANG-KACANGAN



Disusun Oleh :
Kelompok A1-2


Ulfa Rafiqha
J3G112027
Sari Hartati
J3G112025
Dody Wibowo Putro
J3G112022
Wibowo Setiady
J3G112029
Roziqin Akbar
J3G112034

Dosen Pratikum :
Dr.Ir.Rully Anwar, Msi








PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

KATA PENGANTAR


            Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan laporan ini sebagai salah satu tugas praktikum pada mata kuliah Hama dan Penyakit Benih.
            Adanya laporan ini diharapkan tidak hanya untuk membantu memenuhi nilai mata kuliah Hama dan Penyakit Benih, namun juga diharapkan dapat berguna bagi para pembaca.
            Di dalam laporan ini akan di bahas mulai dari penyimpanan benih dan tentang preferensi dari hama Callosaruchus cinensis.
Terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr.Ir.Rully Anwar, Msi selaku dosen mata kuliah Hama dan Penyakit Benih serta asisten dosen yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan ini. Kepada orang tua yang telah memberikan support dan doa. Serta kepada teman-teman yang memberikan kritik dan sarannya.
            Kami menyadari bahwa di dalam laporan ini masih dijumpai kekurangan-kekurangan, oleh karenanya saran-saran untuk perbaikan sangat diharapkan.



Bogor, 18 Januari 2014

       

Penulis






DAFTAR ISI

DAFTAR  TABEL


PENDAHULUAN


Latar Belakang

Hama adalah hewan atau organisme yang aktivitasnya dapat menurunkan dan merusak kualitas juga kuantitas produk pertanian. Hama berdasarkan tempat penyerangannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu hama lapang dan hama gudang/hama pasca panen. Hama lapang adalah hama yang menyerang produk pertanian pada saat masih di lapang. Hama gudang adalah hama yang merusak  produk pertanian saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan. Menurut Champ dan Highlei (1985), hama pasca panen merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Hasil panen yang disimpan khususnya biji-bijian setiap saat dapat diserang oleh berbagai hama gudang yang dapat merugikan.
Menurut Winarno (2006), suatu bahan dianggap rusak bila menunjukan adanya penyimpangan yang melewati batas yang dapat diterima secara normal oleh panca indera atau parameter yang biasa digunakan manusia. Berdasarkan keawetannya bahan pangan dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu: tahan lama, mudah rusak dan semi perishable. Setelah dipanen, biasanya bahan pangan perlu disimpan, baik digudang atau di tempat penyimpanan lainnya. Selam penyimpanan, bahan pangan tersebut dapat mengalami kerusakan yaitu tergantung jenis produk yang disimpan dan cara penyimpanannya. Kerusakan ini bisa disebabkan oleh salah satunya adalah hama gudang.
Menurut Karatasapoetra (1991), perlu dijelaskan bahwa hama-hama yang terdapat dalam gudang tidak hanya menyerang produk yang baru dipanen daja melainkan juga produk industri hasil pertanian tersebut. Produk tanaman yang disimpan dalam gudang yang terserang hama tidak hanya terbatas pada produk biji-bijian melulu melainkan pula produk betupa daun-daunan dan kayu-kayuan/kulit kayu. Ini menjelaskan bahwa hama gudang juga perlu diperhatikan dalam penanganannya. Hama gudang dapat dikategorikan ke dalam hama utama (primary pest) yaitu hama yang mampu makan keseluruhan biji yang sehat dan menyebabkan kerusakan.

Tujuan

            Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui preferensi Callosobruchus sp. terhadap beberapa jenis kacang-kacangan sebagai inangnya.



















TINJAUAN PUSTAKA


Hama gudang yang sering menyerang biji kacang-kacangan adalah Callosobruchus chinensisL. Kerugian yang ditimbulkannya mencapai 96%. Hama ini memakan kacang-kacangan khususnya kacang hijau, kacang kedelai mulai dari merusak biji dan memakannya hingga tinggal bubuknya saja. Tersebar diseluruh dunia terutama daerah tropis dan subtropis (Kartasaputra,1991)
Hama yang banyak dijumpai dan merusak kacang dalam simpanan di Indonesia adalah hama bubuk kacang Callosobruchus chinensis (Slamet et al. 1985). C. chinensistergolong ke dalam famili Bruchidae. Hama bubuk ini menyerang juga bahan simpanan seperti kedelai, kacang panjang, kacang tunggak dan kacang jogo. Callosobruchus spp. mengalami empat fase perkembangan yaitu  telur, larva, pupa dan imago (Kalshoven 1981). Telur berbentuk lonjong, berwarna abu-abu, transparan dan berukuran 0,57 mm. Siklus hidup 25-35 hari, keperidian 150 butir telur, imago betina hidup 1-2 minggu, dan imago tidak makan. Telur diletakkan di permukaan biji, satu telur satu biji, sedangkan pupa dan larva hidup di dalam biji. Larva tidak bertungkai, berwarna putih dan pada kepala agak kecoklatan. Pupa tipe bebas dan warnanya putih. Setelah meletakkan telur imago mengeluarkan cairan pada permukaan biji yang digunakan sebagai signal bahwa biji tersebut telah diteluri. Imago lebih menyukai biji berpermukaan halus dibandingkan dengan biji berpermukaan kasar.Kondisi optimum untuk hidup adalah temperatur 32ºC dan RH 90% (Harahap 1993). Borror et al.(1996) mengemukakan bahwa Callosobruchusspp. Merupakan kumbang berukuran kecil, bertubuh besar, dengan elitra yang memendek dan tidak menutupi ujung abdomen. Tubuh seringkali agak menyempit pada bagian anterior.
Imago berwarna coklat kemerahan dengan elitra coklat terang bercak gelap. Ciri lain adalah femur tungkai belakang membesar dan padaujung tampak dua duri. Imago jantan dapat dibedakan dengan yang betina berdasarkan tipe antena. Pada jantan antena bertipe pektinat, sedang betina tipe antena serrata.
Kacang hijau merupakan salah satu komoditas kacang-kacangan yang rentan terhadap infestasi hama gudang. Hama gudang yang sering menyerang biji kacang hijau adalah Callosobruchus chinensis. Hama ini tersebar di seluruh dunia terutama daerah tropis dan subtropis (Kartasaputra 1987). Preferensi hama terhadap kacang hijau sebagai inang ditentukan oleh bentuk polong, bulu polong, kekerasan kulit biji, dan kandungan zat kimia (aroma) yang cocok untuk per-tumbuhannya (Talekar dan Lin 1981). Induk C. chinensis mempunyai peranan penting dalam pemilihan inang untuk meletakkan telurnya (Avidov et al. 1965). Menurut Kartasaputra (1987), C. Chinensis mulai menyerang biji sejak di lapang sampai tempat penyimpanan. Kehilangan hasil akibat infestasi C. Chinensis mencapai 70%. Kumbang betina dapat memproduksi telur hingga 150 butir.Telur ditempatkan pada permukaan biji yang disimpan dan umumnya menetas setelah 3-4 hari pada suhu 24,4-30,7°C dengan kelembapan nisbi 67,5-82,6%. Masa larva ber-langsung sekitar 14 hari dan masa kepompong 4-6 hari (Kartasaputra 1987). Identifikasi ketahanan varietas kacang hijau terhadap infestasi hama gudang C. Chinensis bertujuan untuk mengetahui varietas kacang hijau yang tahan atau peka terhadap infestasi hama gudang.














BAHAN DAN METODE


Waktu dan Tempat

Pelaksanaan pratikum ini dilaksanakan pada hari rabu pada tanggal 27 November 2013, pukul 08:00 WIB-Selesai di Laboratorium CB-BIO1, Cilibende, Diploma, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah Timbangan analitik, pipet respirator, dan bahan yang digunakan cup plastik, benih kacang tunggak, benih kedelai, benih kacang merah, benih kacang kapri.

Metode Kerja

·         Alat dan bahan disiapkan
·         Benih ditimbang sebanyak 20 gram benih kacang kedelai, kacang kapri, kacang merah, kacang tunggak.
·         Cup plastik disiapkan sebanyak Empat buah.
·         Hama Callosobrucush spp disedot menggunakan pipet respirator sebanyak 10 hama per cup plastik.
·         Setelah itu benih dimasukkan kedalam cup plastik yang berisi hama Callosorucush spp.
·         Cup plastik ditutup kemudian di seal dan diberi label nama kelompok, tanggal pratikum dan nama benih.
·         Cup plastik yang berisi benih disimpan di suhu ruang kamar
·         Pengamatan dilakukan setelah satu bulan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

Tabel 1 preferensi Callosobruchus sp. terhadap beberapa jenis kacang-kacangan.
Kel
Kacang Tunggak
Kacang Merah
Kacang Kapri
Kacang Kedelai
%  K
% T
Σ T/B
Σ L
Σ P
Σ I
%  K
%T
      Σ T
Σ L
Σ P
Σ I
%  K
%T
Σ T/B
Σ L
Σ P
Σ I
% K
%T
Σ T/B
Σ L
Σ P
Σ I
1
6.8
0
0
0
0
0/10
4
0
0
0
0
0/10
2.3
0
0
0
0
0/10
4.3
0
0
0
0
0/10
2
10.47
0
0
0
0
0/12
0
2
1
0
0
0/11
0
19
1
0
0
0/10
3.47
0
0
0
0
0/10
3
5.97
7
1
0
0
1/10
10.41
5
1
0
0
0/10
29
0
0
0
5
0/10
35.59
0
0
0
0
0/10
4
20
23.3
1
0
0
0/12
6
16
0.14
0
0
0/17
0.83
0
0
0
0
0/13
15
2.5
1
0
0
0/11
5
23
20.5
1
0
0
0/13
4
18
0.25
0
0
0/19
0.83
0
0
0
0
0/13
17
3
2
0
0
0/12
6
3.15
5.9
1.3
1
1
0/13
0
8.28
1.4
0
3
0/15
2.35
7.6
0.9
0
1
0/15
5.6
7.55
1.2
0
2
0/1
x
11.57
9.45
0.72
0.17
0.17
11.83
4.07
8.21
0.63
0.00
0.50
13,67
5.89
4.43
0.32
0.00
1.00
11.83
13.49
2.18
0.70
0.00
0.33
10.83
Keterangan:

% K = % Kerusakan, %T= % Telur, Σ T/B=Jumlah Telur/Benih, Σ L= Jumlah Larva, Σ P= Jumlah Pupa, Σ I = Jumlah Imago


Pembahasan


Dari data tabel rata-rata kelas sebelumnya dapat kita lihat inang yang paling banyak diinfestasi oleh Callosobruchus sp adalah benih kacang kedelai yang dilihat dari rata-rata % Kerusakan data kelas 13,49% , benih menjadi bolong-bolong dan kulit kacang kedelai terkelupas dan rusak, rata-rata persen telur dan jumlah larva terbanyak terdapat di kacang tunggak 9,45% dan larva 0,17% , sedangkan jumlah rata-rata pupa paling banyak terdapat di kacang kapri 1,00 %, jumlah rata-rata imago terbanyak terdapat di kacang merah dengan jumlah rata-rata imago mati 13,67%.
Dari data kelompok diperoleh bahwa kerusakan disebabkan oleh hama terdapat pada kacang tunggak benih banyak yang bolong dan terdapat imago didalam benih setelah dilakukan pembelahan kacang tunggak, sedangkan telur callosobruchus chinensis paling banyak terdapat pada komoditas kacang kapri, dan stadia imago terdapat di kacang tunggak, pada hasil pengamatan kelompok ini tidak mendapatkan larva dari semua komoditi ,hal ini menunjukkan bahwa kacang kedelai merupakan komoditas yang disukai oleh callosobruchus chinensis. Paling sedikit terdapat larva,imago,pupa dan telur terdapat pada komoditas kacang merah yang menandakan komoditas tersebut tidak disukai oleh callosobruchus. Menurut Winarno (2006), suatu bahan dianggap rusak bila menunjukan adanya penyimpangan yang melewati batas yang dapat diterima secara normal oleh panca indera atau parameter yang biasa digunakan manusia. Berdasarkan keawetannya bahan pangan dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu: tahan lama, mudah rusak dan semi perishable. Setelah dipanen, biasanya bahan pangan perlu disimpan, baik digudang atau di tempat penyimpanan lainnya. Selama penyimpanan, bahan pangan tersebut dapat mengalami kerusakan yaitu tergantung jenis produk yang disimpan dan cara penyimpanannya. Hama gudang dapat dikategorikan ke dalam hama utama (primary pest) yaitu hama yang mampu makan keseluruhan biji yang sehat dan menyebabkan kerusakan
Hama yang menyerang ini termasuk golongan hama dari kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Family Bruchidae, Genus Callosobruchus, dan Spesies Callosobruchus chinensis. Serangga hama ini disebut kumbang biji. Kumbang Biji (Callosobruchus chinensis) mempunyai moncong yang pendek dan femur tungkai belakang yang membesar. Bentuk tubuh kumbang dewasa kebanyakan bulat atau lonjong. bentuk tubuhnya bulat telur dengan bagian kepalanya yang agak runcing. Pada sayap depannya terdapat gambaran gelap yang menyerupai huruf U dan pronotumnya halus. Warna sayap depannya coklat kekuning-kuningan. Pada kumbang jantan mempunyai ukuran tubuh 2,4 mm - 3 mm sedangkan kumbang betina mempunyai ukuran tubuh 2,76 mm – 3,49 mm. Imago betina dapat menghasilkan telur sampai 700 butir. Telur berbentuk lonjong agak transparan atau kekuning-kuningan atau berwarna kelabu keputih-putihan. Panjang telur 0,57 mm, berbentuk cembung pada bagian dorsal, dan rata pada bagian yang melekat pada biji. Telur diletakkan pada permukaan biji dan direkatkan dengan semacam perekat.
Gejala serangan dari hama Callosobruchus chinensis yaitu dimana setelah imago betina bertelur, maka telur diletakkan pada permukaan produk material yang akan diserang dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur diletakkan. Lama stadia larva adalah 10-13 hari. Produk yang diserang akan tampak berlubang, karena larva terus menggerek biji dan berada di dalam biji sampai menjadi imago. Setelah menjadi imago, maka lubang pada biji menjadi tempat keluar imago dari dalam biji.
Karena Hama gudang yang sering menyerang biji kacang-kacangan adalah Callosobruchus chinensisL yang merupakan hama primer. Hama ini memakan kacang-kacangan khususnya kacang hijau, kacang kedelai mulai dari merusak biji dan memakannya hingga tinggal bubuknya saja. Tersebar diseluruh dunia terutama daerah tropis dan subtropis (Kartasaputra,1991)


KESIMPULAN

           

Kesimpulan

                  Dari pratikum yang dilakukan hama Callosobruchus chinensis menyerang kacang-kacangan benih yang disimpan menjadi rusak dan benih kacang-kacangan yang diserang menjadi bolong-bolong serta kulit kacang terkelupas yang menyebabkan mutu benih berkurang dan benih tidak dapat digunakan lagi untuk ditanam.

Saran

 Praktikan harus lebih teliti dalam melakukan praktikum



















DAFTAR PUSTAKA


Champ, B.R. and Z. Highley. 1985. Pesticides and Humid Tropical – Grain Stroge System. Proceedings of an International Seminar in Manila, Philipines, 27-30 Maros, 1985. Aciar Proceedings No. 41.
Jurgen dan Werner. 1985. Desease Pests and Weeds in Tropical crops.
Kalshoven, L.G.E. 1981. Pets Of Crops in Indonesia. Jakarta; Ikhtiar baru Van hoeve.
Kartasaputra. A.G. 1991. Hama-hama Tanaman dalam Gudang. Jakarta: Bumi Aksara Ikhtiar,
Surtikanti. 2004. Kumbang Bubuk Sitophilus zeamais Motsch. (Coleoptera: Curculionidae) dan Strategi pengendaliannya. Jurnal Litbang Pertanian 23(4).
 Adinya. 2007. Pengujian Resistensi Tribolium Castaneum Herbst. (Coleoptera: Tenebronidae), Rhyzopertha Dominica (F.) (Coleoptera: Bostrichidae), Cryptolestes Sp. (Coleoptera: Laemopholidae) Terhadap Fosfin Dan Keragaan Relatif Strain Resisten. Ilmu pertanian 5(1) : 34 – 41.
Hayata. 2010. Pengaruh Fosfin (Ph3) Terhadap Mortalitas Beberapa Hama Gudang. Agronomi 9(2): 107-109.












Tabel 2 Nilai Kontribusi Individu
Kelompok: A1-2
NO
Nama
Nilai
1
Ulfa Rafiqha
30
2
Sari Hartati
15
3
Dody Wibowo Putro
20
4
Wibowo Setiady
15
5
Roziqin Akbar
20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar